Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Munas Golkar Rawan Politik Uang dan Menghalagi Kader Muda Potensial

Kompas.com - 17/11/2014, 13:31 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemilihan ketua umum Partai Golkar mendatang dinilai rawan terjadi politik uang jika menerapkan syarat dukungan minimal 30 persen DPD I untuk maju sebagai calon ketum. Syarat tersebut juga menghalangi kader-kader muda potensial untuk memimpin Golkar.

"Itu menyandera calon yang tidak punya kemampuan secara finansial. Hal itu rawan terjadi negosiasi politik, dan politik uang," ujar pengamat politik Heri Budianto kepada Kompas.com, Senin (17/11/2014).

Heri mengatakan, seharusnya Partai Golkar bersikap aspiratif dengan memberikan kesempatan bagi semua kader untuk maju menjadi calon ketua umum partai. Menurut Heri, dalam partai berlambang pohon beringin itu tidak ada kekuasaan terbesar maupun saham mayoritas yang menguasai kepemimpinan.

Ia berharap, melalui Musyawarah Nasional (Munas), Partai Golkar dapat memberikan kesempatan, khususnya bagi kader-kader muda untuk maju menjadi ketua umum. Hal itu, menurut dia, demi mengahadapi tantangan partai ke depan yang akan semakin dinamis.

"Mekanisme rekrutmen sebaiknya lebih cair. Berikan kesempatan bagi kader yang benar-benar berpotensi, tanpa harus melihat kemampuan keuangannya," kata Heri.

Bendahara Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto sebelumnya membenarkan adanya syarat bagi setiap calon ketua umum Partai Golkar, yakni mengantongi 30 persen dukungan DPD I. (baca: Syarat Dukungan 30 Persen DPD I Golkar untuk Memacu Kerja Calon Ketum)

Namun, ia membantah syarat itu merupakan upaya yang dilakukan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk menjegal calon lain yang akan maju pada saat musyawarah nasional (munas) mendatang. (baca: Setnov: Syarat 30 Persen Dukungan DPD I Tidak Ada di Dalam AD/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Nasional
Marinir Sebut Lettu Eko Tewas karena Bunuh Diri, Ini Kronologinya

Marinir Sebut Lettu Eko Tewas karena Bunuh Diri, Ini Kronologinya

Nasional
Ketua Komisi VIII Cecar Kemenhub Soal Pesawat Haji Terbakar di Makassar

Ketua Komisi VIII Cecar Kemenhub Soal Pesawat Haji Terbakar di Makassar

Nasional
MPR Akan Bertemu Amien Rais, Bamsoet: Kami Akan Tanya Mengapa Ingin Ubah UUD 1945

MPR Akan Bertemu Amien Rais, Bamsoet: Kami Akan Tanya Mengapa Ingin Ubah UUD 1945

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah

Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah

Nasional
Bertemu PM Tajikistan di Bali, Jokowi Bahas Kerja Sama Pengelolaan Air

Bertemu PM Tajikistan di Bali, Jokowi Bahas Kerja Sama Pengelolaan Air

Nasional
Kementan Kirim Durian ke Rumah Dinas SYL, Ada yang Capai Rp 46 Juta

Kementan Kirim Durian ke Rumah Dinas SYL, Ada yang Capai Rp 46 Juta

Nasional
Momen Eks Pejabat Bea Cukai Hindari Wartawan di KPK, Tumpangi Ojol yang Belum Dipesan

Momen Eks Pejabat Bea Cukai Hindari Wartawan di KPK, Tumpangi Ojol yang Belum Dipesan

Nasional
Jokowi Bertemu Puan di WWF 2024, Said Abdullah: Pemimpin Negara Harus Padu

Jokowi Bertemu Puan di WWF 2024, Said Abdullah: Pemimpin Negara Harus Padu

Nasional
Menkumham Mengaku di Luar Negeri Saat Rapat Persetujuan Revisi UU MK

Menkumham Mengaku di Luar Negeri Saat Rapat Persetujuan Revisi UU MK

Nasional
Ekspresi Prabowo Diperkenalkan Jokowi sebagai Presiden Terpilih di WWF Ke-10 di Bali

Ekspresi Prabowo Diperkenalkan Jokowi sebagai Presiden Terpilih di WWF Ke-10 di Bali

Nasional
Pemerintah Diminta Aktif dan Perketat Pengawasan Pengelolaan Dana Desa

Pemerintah Diminta Aktif dan Perketat Pengawasan Pengelolaan Dana Desa

Nasional
4 Faktor Pemicu Dana Desa Jadi 'Lahan Basah' Korupsi

4 Faktor Pemicu Dana Desa Jadi "Lahan Basah" Korupsi

Nasional
Bamsoet Sebut Draf PPHN Sudah Tuntas, Bakal Disahkan MPR Periode Berikutnya

Bamsoet Sebut Draf PPHN Sudah Tuntas, Bakal Disahkan MPR Periode Berikutnya

Nasional
ICW Ragu Revisi UU Mampu Cegah Korupsi Dana Desa

ICW Ragu Revisi UU Mampu Cegah Korupsi Dana Desa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com