Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto Minta Polisi Kabulkan Penangguhan Penahanan Pemerasnya

Kompas.com - 11/11/2014, 18:38 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR Setya Novanto mendatangi kantor Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014). Setya meminta agar aparat kepolisian mengabulkan permohonan penangguhan penahanan yang diajukan oleh keluarga aktivis mahasiswa yang melakukan tindakan pemerasan terhadapnya.

Setya menjelaskan, beberapa waktu lalu dirinya sempat diperas oleh oknum aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Para aktivis itu meminta sejumlah uang, yang apabila tidak diserahkan maka mereka mengancam akan terus melakukan aksi demonstrasi.

Tindakan pemerasan itu rupanya membuat politisi Partai Golkar itu gerah sehingga dirinya melaporkan perbuatan itu ke aparat kepolisian agar dilakukan tindakan.

Sepekan kemudian, dua orang yang diduga pelaku pemerasan ditangkap di kawasan Pasar Festival, Jakarta Selatan. “Setelah ditangkap, pihak keluarga mendatangi saya. Mereka meminta maaf kepada saya,” kata Setya.

Tak hanya itu, menurut dia, permintaan maaf juga datang dari Ketua Umum PB HMI Arif Rosyid. Ia mengatakan, beberapa waktu lalu Arif sempat mendatangi kantornya untuk memberikan jaminan terhadap kedua aktivis yang diketahui berinisial ML (20) dan E (27).

“Mereka yang sudah lama ditahan ini tentunya untuk lain kali tidak melakukan hal-hal yang mendemo saya berkali-kali. Hal ini sering dilakukan dan kali inilah yang mungkin saya tidak bisa menoleransi atas pernyataan mereka,” kata Setya.

Pantauan di lokasi, setelah tiba di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Setya langsung disambut oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat. Setya lantas masuk ke dalam ruangan Wahyu untuk meminta agar aparat kepolisian mengabulkan penangguhan penahanan yang telah diajukan sebelumnya.

“(Soal penangguhan) tentu saya percayakan kepada pihak kepolisian. Karena itu, sudah ada jaminan HMI dan keluarga dan juga kelakuan baik yang mereka lakukan, mereka betul-betul menyadari apa yang menjadi kekurangannya maka tentu kesalahannya saya maafkan,” ujarnya.

Sementara itu, Wahyu menegaskan bahwa upaya penangguhan penahanan ini bukanlah upaya pembebasan terhadap kedua pelaku. Proses peradilan terhadap kedua tersangka akan tetap dilakukan.

Kedua tersangka saat ini telah disangka dengan pasal pemerasan serta UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Penerapan UU ITE lantaran tindakan pemerasan dilakukan melalui telepon seluler.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com