Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuddy Chrisnandi Sebut Menteri adalah Orang Terpilih yang Tak Perlu Dites Urine

Kompas.com - 06/11/2014, 17:35 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi menilai, seorang menteri tidak perlu dites urine. Yuddy meyakini bahwa para menteri tidak ada yang menggunakan narkotik dan obat-obatan terlarang karena dipilih melalui proses penelusuran rekam jejak yang panjang.

"Menteri kan orang terpilih yang proses penetapannya melalui proses yang panjang, rekam jejak yang tidak sebentar. Jadi kami meyakini orang-orang pilihan tidak akan mengecewakan. Kalau mengecewakan kan presiden tinggal memberhentikanya," kata Yuddy di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/11/2014).

Menurut Yuddy, tes urine perlu dilakukan di lingkungan aparatur sipil negara. Kementerian PAN dan RB akan menggandeng Badan Narkotika Nasional untuk melakukan tes urine terhadap penyelenggara negara.

Yuddy menilai, penyelenggara negara yang harus dites urine sedianya hanya sampai eselon I ke bawah.

"Kalau menteri ya enggak usahlah. Enggak mungkin menteri menggunakan narkoba, jadi eselon I ke bawah," kata dia.

Menurut dia, tes urine para menteri cukup diwakili oleh dirinya selaku Menteri PAN dan RB. "Menteri enggak perlu, kalau saya kan boleh, satu sampel aja," ujar Yuddy.

Politikus Partai Hanura ini mengatakan bahwa tes urine terhadap pegawai negeri sipil harus segera dilakukan. Kementerian PAN dan RB siap menandatangani nota kesepahaman dengan BNN.

Sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman tersebut, Kementerian PAN dan RB akan mengeluarkan edaran untuk aparatur negara baik pusat maupun daerah untuk bersedia dites narkoba.

Yuddy juga mengaku siap menindak tegas PNS yang terbukti menggunakan narkotik dan obat-obatan terlarang.

"Harus diberikan sanksi administratif, diberhentikan dari posisi jabatan," kata Yuddy.

Sebelumnya, Kepala BNN Komjen (Pol) Anang Iskandar mengaku, pihaknya siap melakukan tes urine terhadap pegawai negeri sipil atas permintaan Yuddy. Menurut Anang, tes urine bisa segera dimulai, bahkan bisa saja dimulai pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com