Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dagelan dalam Rapat Paripurna DPR Tandingan...

Kompas.com - 01/11/2014, 09:48 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Para politisi dari Fraksi PDI Perjuangan, F-PKB, F-Partai Nasdem, F-Partai Hanura, dan F-PPP berbondong-bondong datang ke ruang rapat paripurna di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (31/10/2014) sejak pukul 09.00 WIB. Mereka ingin menggelar rapat paripurna tandingan untuk melawan kepemimpinan DPR yang dikuasai fraksi kubu Koalisi Merah Putih (KMP).

Namun, ruangan ternyata terkunci. Tidak ada aktivitas dari pihak Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR di lokasi. Biasanya, pihak Setjen DPR yang mempersiapkan segala hal untuk menggelar rapat.

Di dalam daftar hadir yang dijejer di atas meja di depan ruang rapat hanya terdapat susunan anggota lima fraksi kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Sebelumnya, begitu mengetahui bahwa fraksi kubu KIH akan menggelar rapat paripurna tandingan, pimpinan DPR sah langsung melarang pihak Setjen DPR memberi fasilitas kepada kubu fraksi KIH. Jika fasilitas diberikan, Setjen DPR dianggap melakukan tindakan ilegal. (Baca: Pimpinan DPR Larang Sidang Paripurna Tandingan)

Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti bingung saat ditanya perihal adanya sidang paripurna tandingan. (Baca: Sekjen DPR Tidak Ingin Ditarik dalam Urusan Politik di DPR)

KOMPAS.com/IHSANUDDIN Para politisi fraksi kubu Koalisi Indonesia Hebat tidak bisa masuk ruang rapat paripurna DPR


Lantaran tidak bisa masuk ruang rapat, sekitar seratus anggota DPR memadati area di depan ruang rapat. Sebagian anggota duduk-duduk di anak tangga. Ada pula yang berjalan-jalan di sekitar ruang rapat. Beberapa politisi melakukan wawancara dengan media untuk menjelaskan kondisi yang terjadi.

"Kita tunggu saja, sedang dikomunikasikan (kepada Sekjen DPR)," kata politisi PDI-P, Arif Wibowo, ketika mengomentari soal ketiadaan fasilitas untuk menggelar rapat paripurna tandingan.

Namun, hingga pukul 10.00 WIB, kejelasan tak kunjung datang. Pintu ruang rapat masih tertutup, dan tetap tidak ada pihak Setjen DPR yang terlihat.

Tidak ingin rencananya gagal, akhirnya mereka memutuskan untuk menggelar rapat paripurna di ruang rapat Fraksi PDI-P di "gedung kura-kura".

"Kami sudah berupaya agar pintu terbuka, tetapi pihak kesekjenan belum membuka pintu ruang rapat paripurna. Ini hanya persoalan teknis. Secara substansi, kami masih memperjuangkan ini. Nanti selanjutnya kita akan menggunakan ruang rapat paripurna," ujar Jazilu Fawaid, politisi PKB.

Ruang rapat Fraksi PDI-P yang juga diperuntukkan sebagai ruang Badan Musyawarah DPR itu jauh lebih kecil dari ruang rapat paripurna biasanya. Ruangan langsung penuh begitu dimasuki oleh sekitar 150 wakil rakyat pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Suasana rapat paripurna tandingan tersebut lebih santai daripada biasanya karena tidak ada pengamanan ketat dari petugas pengamanan dalam (pamdal) atau protokoler dari pihak Setjen DPR. Tak ada yang menghalangi upaya media massa dan khalayak umum untuk memantau di dalam ruang rapat. Biasanya, media dan masyarakat umum hanya dapat memantau jalannya rapat dari balkon.

KOMPAS.com/IHSANUDDIN Suasana rapat paripurna pemilihan pimpinan DPR tandingan yang digelar fraksi kubu Koalisi Indonesia Hebat


Mosi tak percaya hingga dagelan

Sidang dimulai dengan membacakan mosi tidak percaya mengenai pimpinan DPR yang saat ini dikuasai oleh fraksi kubu KMP. Setelah itu, kelima fraksi menetapkan pimpinan DPR sementara mereka. Ida Fauziah (PKB) didaulat sebagai ketua, sementara empat wakil ketuanya adalah Effendi Simbolon (PDI-P), Dossy Iskandar Prasetyo (Partai Hanura), Syaifullah Tamliha (PPP), dan Suprihadin (Partai Nasdem).

Setelah itu, sidang dilanjutkan dengan penyerahan nama usulan komisi dan alat kelengkapan DPR. Lima fraksi kubu KIH secara berurutan memberikan usulan pimpinan komisi dan alat kelengkapan Dewan kepada pimpinan sidang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Nasional
24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

Nasional
139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

Nasional
22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

Nasional
Pancasila Vs Ideologi 'Ngedan'

Pancasila Vs Ideologi "Ngedan"

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

Nasional
MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

Nasional
Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Nasional
Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada 'Plot Twist'

Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada "Plot Twist"

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Nasional
Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus 'Jaket Bung Karno'

Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus "Jaket Bung Karno"

Nasional
Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Nasional
Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Nasional
Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com