Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Besar Pengaruh Facebook Penghina Jokowi Sampai Harus Dilaporkan?

Kompas.com - 30/10/2014, 13:49 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah pihak Presiden Joko Widodo melaporkan MA ke polisi dinilai berlebihan. MA diduga mengedit gambar Jokowi bersama Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjadi gambar porno, dan mengunggahnya di Facebook saat kampanye Pemilu Presiden 2014 lalu.

Koordinator Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet), Damar Juniarto, menilai, tindakan MA memang sudah kelewatan, dan dapat disebut sebagai pelecehan. Namun, menurut dia, harus dipertimbangkan juga seberapa besarnya pengaruh Facebook MA terhadap para pemilih.

"Seharusnya pihak Jokowi mengambil langkah untuk tidak menghiraukan itu. Seberapa besar sih Facebook dia? Berapa follower-nya? Kalau tidak terlalu besar, ngapain digubris?" kata Damar kepada Kompas.com, Kamis (30/10/2014).

Menurut Damar, banyak bentuk kampanye hitam yang menimbulkan efek jauh lebih besar pada kampanye pilpres lalu. Namun, pihak Jokowi ataupun Polri justru kurang responsif. Dia mencontohkan tabloid Obor Rakyat yang memuat berita fitnah mengenai Jokowi.

Meski pihak Jokowi sudah melaporkan kasus itu, Jokowi hingga saat ini belum menghadiri pemeriksaan sebagai saksi.

Berbeda dengan kasus penghinaan di Facebook ini, Jokowi sudah menghadiri pemeriksaan sebagai saksi. Dua tersangka dari kasus tersebut, Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Setyardi Budiono dan penulis di tabloid tersebut, Darmawan Sepriyossa, belum ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Sementara itu, MA sudah dijebloskan ke penjara.

"Akan tetapi, Pak Jokowi mungkin punya pertimbangan lain soal Obor Rakyat ini," lanjut Damar.

Damar yang aktif mengawal berbagai pelanggaran UU ITE ini berpandangan, MA pasti tidak mengetahui konsekuensi dari perbuatannya. Oleh karena itu, dia mengatakan, akan lebih baik jika pemerintah Jokowi mulai memberikan sosialisasi mengenai penggunaan yang tepat dan tak melanggar aturan pada media sosial.

"Selama ini sudah banyak kasus bahwa orang yang dituntut oleh UU ITE, mereka kaget, tidak mengetahui mengenai undang-undang itu," ujar Damar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com