Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Istri ke Menteri Perindustrian: Bapak Jangan "Neko-nekolah"!

Kompas.com - 27/10/2014, 15:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang istri punya peran penting bagi kinerja suami yang bersih dari praktik korupsi serta profesional. Prinsip itulah yang dipegang Andresca, istri Menteri Perindustrian Saleh Husin. Andresca mengaku tidak lelah berpesan kepada suami untuk bekerja tanpa mesti melaksanakan tindakan koruptif.

"Saya ingetin Bapak terus, untuk di track yang benar, Bapak jangan neko-nekolah," ujar dia kepada wartawan seusai menghadiri pelantikan suami di Kompleks Istana Negara, Senin (27/10/2014).

Wanita yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tersebut sadar bahwa ke depan waktu komunikasinya dengan sang suami akan semakin sulit. Hal itu mengingat tempo kerja para menteri dituntut cepat oleh Presiden Joko Widodo.

Dengan demikian, intensitas untuk selalu mengingatkan suami supaya bekerja dengan bersih pun semakin sedikit. Andresca pun mengaku akan memaksimalkan quality time di tengah padatnya jadwal sang suami.

"Kalau tidak, kan kita shalat subuh bareng terus ya. Itu saja paling jadi bentengnya, shalat," ujar dia.

"Kalau lagi ngobrol-ngobrol sama anak-anak arahnya ke sana, anak-anak mengingatkan. Anak yang besar kan sudah mulai mengerti soal itu (korupsi)," lanjut Andresca.

Presiden Joko Widodo menunjuk Saleh Husin sebagai Menteri Perindustrian. Saat ini, Saleh, yang lahir di Rote Ndao, 16 September 1963, menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com