Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah dan Kecintaannya pada Kopi Hitam

Kompas.com - 27/10/2014, 11:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa ternyata begitu menggilai kopi hitam. Menurut dia, selain untuk memicu semangatnya dalam beraktivitas, kopi juga dapat membuatnya santai.

Sambil berbincang dengan awak media pun, Khofifah sesekali menyeruput kopinya. "Saya suka kopi hitam, no sugar," ujar Khofifah di kediamannya di bilangan Kalibata, Jakarta, Senin (27/10/2014).

Khofifah menuturkan, kebiasaannya meminum kopi berawal sejak Sekolah Menengah Pertama. Saat itu, rasa penasaran Khofifah menamatkan buku yang dibacanya mengalahkan rasa ingin tidurnya. Oleh karena itu, Khofifah menggunakan jurus kopi untuk menahan kantuknya.

"Kalau baca suka enggak ngerti waktu. Kalau masih penasaran baca, maunya tidak tidur. Jadi ambil serbuk kopi, dicampur gula, dimakanin aja enggak pakai air. Disendokin," tuturnya sambil tertawa.

Dia bersyukur kebiasaannya meminum kopi tidak berpengaruh buruk pada kesehatannya, terutama lambungnya. Kendati demikian, Khofifah mengakui orang-orang terdekatnya kerap menasihatinya untuk menghentikan kebiasaan meminum kopi.

"Tapi kalau di Jawa Timur, rasanya enggak Jawa Timur kalau enggak ngopi, deh," ujarnya.

Khofifah mengatakan, terkadang saat tidak ingin meminum kopi, dengan hanya mencium aromanya saja sudah membuatnya cukup. Bahkan, ia bisa berhenti sama sekali meminum kopi selama bulan puasa.

Kecintaannya pada kopi terbukti saat ia mengaku memiliki semua jenis kopi di rumahnya, mulai dari kopi Toraja, kopi Sorong, kopi Lampung, hingga kopi Gayo. Ia mengaku tidak mengkhususkan rasa kopi tertentu karena menyenangi semua rasa berbagai jenis kopi tersebut.

"Tapi ada satu kopi yang tidak bisa masuk di saya, (kopi) yang biasa di hotel. Kalau saya minum itu kepala pasti pusing habis minum, enggak sampai sepuluh menit," tutur Khofifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com