JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho mengatakan beberapa anggota kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai menteri coba-coba. Menurut Emerson, figur menteri coba-coba itu adalah Siti Nurbaya, Rini Soemarno, dan Puan Maharani.
"Ini penentuan kabinet harapan publik malah jadi harap cemas," kata Emerson dalam wawncara KompasTV, Minggu (26/10/2014).
Emerson menilai, bila dikaitkan dengan tagline Kabinet Kerja Jokowi ''kerja..kerja..kerja", akan berubah menjadi "awasi..awasi..awasi". Sebab, kata dia, program kerja menteri, politik, dan lainnya itu menjadi kesan coba-coba Jokowi dalam membangun Indonesia lima tahun ke depan.
Emerson menyebut menteri-menteri pilihan Jokowi dapat menjadi bencana. Pasalnya, ada kasus di luar Komisi Pemberantasan Korupsi dan PPATK yang membahas korupsi. Hal ini, ungkap dia, ada di luar dua instansi besar itu.
ICW mengkritik Jokowi yang tidak melibatkan kejaksaan maupun Direktorat Jenderal (DIrjen) Pajak dalam mencari menteri yang bersih. Selain itu, Emerson juga menganggap adanya nama-nama profesional yang belum tentu bagus dalam pemerintahan.
"Ada kaitan dengan mafia. ICW khawatir sebelum Sudirman Said, ternyata ada mafia migas. Mafia migas energi sulit berharap menunjuk orang yang tepat," kata dia.
Tak hanya itu, menurut Emerson, menteri-menteri harus dicek kembai dari akses integritas dan relasinya, apalagi yang berkaitan dengan partai politik.
"Simpang siur soal label merah dan kuning. Kita masih menduga, yang diserahkan ke KPK siapa? Data blacklist itu cuma di beberapa jabatan, lain kita sudah ajukan," kata dia.
Seperti Siti Nurbaya, sebut dia, belum diketahui rekam jejak kasusnya sehingga nama yang diduga itu seharusnya dicek ke kejaksaan, dirjen pajak, dan kepolisian.
"Jokowi-JK tidak cek kejaksaan, pajak, kepolisian. Paling tidak dicek supaya tidak ada kasus yang ditangani Siti Nurbaya, mereka tidak amsuk dalam daftar (kasus di indonesia)," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.