Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayang Puntadewa, Kenangan untuk Pak Boed...

Kompas.com - 11/10/2014, 15:57 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-  Sabtu (11/10/2014), mungkin akan menjadi hari yang dikenang Wakil Presiden Boediono dan istrinya, Herawati Boediono. Hari ini, sepekan sebelum keduanya meninggalkan Istana Wakil Presiden, Boediono dan istri mendapatkan banyak kejutan dari keluarga besar Sekretariat Istana Wakil Presiden.

Ratusan karyawan menggelar silaturahmi bersama Boediono dan Herawati. Silaturahmi ini nampaknya lebih tepat jika disebut sebagai gelaran perpisahan. Boediono dan istri tampak hadir di tengah para karyawan dalam suasana santai dan penuh keakraban.

"Tentunya bagi kami para staf, bersama Pak Boediono merupakan suatu anugerah yang indah, kenangan yang tak terlupakan," kata sang pembawa acara menyambut kedatangan Boediono.

Dalam acara ini, Pak Boed, sapaan akrab Boediono, mendapatkan kenang-kenangan dari para stafnya di Istana Wapres. Wayang kulit Puntadewa salah satunya.

Tokoh Puntadewa merupakan tokoh pewayangan favorit Boediono. Puntadewa ialah sulung para Pandawa, putra pasangan Pandu dan Kunti. Dalam pewayangan gagrak Jawa, nama Puntadewa yang berarti "dia yang keluhurannya seperti dewa" lebih banyak dipakai.

Selain nama lain seperti Dharmaraja, yang bermakna "raja Dharma", karena ia selalu berusaha menegakkan darma sepanjang hidupnya. Lantaran jujur dan sucinya, Puntadewa digambarkan sebagai sosok berdarah putih, tanpa cela.

Dalam perseteruan, ia tidak pernah mengarahkan senjata kepada lawan, tetapi membidik tanah. Uniknya, bila lawannya memang bersalah, senjata itu akan mencari jalannya sendiri menuju sang lawan.

Keretanya pun diceritakan mengambang alias tidak menyentuh tanah, perlambang kebersihan hatinya. 

Untuk Pak Boed, wayang kulit Puntadewa yang bercat emas itu dikeluarkan dari suatu peti besar. Kunci pembuka peti itu dibawa delapan karyawan yang dinamakan Ksatria. Mereka membawa kunci dengan mengayuh sepeda dari Istana Wapres di Medan Merdeka Selatan Jakarta ke Istana Bogor.

"Tokoh wayang ini merupakan salah satu tokoh yang menjadi idola Pak Boed. Inilah tokoh wayang satu satunya pandawa yang mencapai nirwana dalam tubuh dunianya, dialah yang juga bernama Yudistira," tutur pembawa acara.

Selanjutnya, wayang ini diserahkan kepada Boediono melalui Sekretaris Wapres Mohammad Oemar. Bukan hanya itu, Boediono juga mendapatkan lukisan karikatur dirinya yang diberikan melalui Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat.

Tak ketinggalan, Ny Herawati juga menerima hadiah dalam bungkusan kotak yang tidak disebukan isinya. Sesaat kemudian, Boediono diminta naik lagi ke panggung untuk bernyanyi bersama.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menyanyikan lagu Harry Belafonte berjudul 'Island In the Sun'. Lagu ini merupakan lagu yang dinyanyikan Boediono bersama teman-temannya saat menjadi mahasiswa di Australia.

"Ini lagu popoler lima puluh tahun lalu. Kami mencoba untuk menyampaikan publik di sana bahwa pemuda Indonesia ada kepandaian yang lain, yaitu menyanyi. Kita bikin kelompok kecil, sampai kita masuk televisi di sana," kata Boediono.

Pada akhir sambutanya, Boediono juga menyampaikan terimakasihnya kepada para karyawan. Karena berkesan atas kejutan yang dia terima hari ini, Boediono mengaku kikuk dan tidak tahu harus berkata apa. Dia lalu berjanji akan mengenang kado dari para karyawanya ini hingga akhir hayat.

"Saya tidak pernah mendapatkan kado yang seindah ini. Saya ingin berhenti di sini untuk menikmati bersama kalian," ucap Boediono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com