Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KMP Ubah Paket Pimpinan MPR pada Menit-menit Akhir, Apa Alasannya?

Kompas.com - 08/10/2014, 09:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Posisi Partai Demokrat sebagai calon ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2014-2019 tiba-tiba saja berubah pada menit-menit akhir sidang paripurna, Selasa (7/10/2014) malam. Saat dibacakan di dalam forum, posisi calon ketua MPR versi Koalisi Merah Putih (KMP) akhirnya menjadi milik Partai Amanat Nasional yang mengusung Zulkifli Hasan.

Apa alasan perubahan paket tersebut?

Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo mengungkapkan, paket yang diajukan KMP berubah menjelang pukul 21.00 WIB. Menurut Dradjad, perubahan itu hasil kesepakatan Partai Demokrat dengan PAN.

"Itu hasil diskusi Ketum Partai Demokrat (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Ketum PAN (Hatta Rajasa) yang kemudian disetujui ketum-ketum parpol KMP," kata Dradjad saat dihubungi, Rabu (8/10/2014).

Menurut Dradjad, Demokrat akhirnya menyerahkan kursi Ketua MPR kepada PAN dengan pertimbangan agar MPR bisa dipimpin oleh tokoh dengan kualitas teruji.

"Kebetulan Bang Zul dipandang para ketum yang paling cocok untuk itu," kata dia.

Sebelumnya, KMP sepakat memberikan kursi Ketua MPR kepada Partai Demokrat. Nama yang sempat muncul yakni Djoko Udjianto. Belakangan, Partai Demokrat menggantinya dengan mengusung mantan Menteri Perhubungan EE Mangindaan sebagai calon wakil ketua MPR.

Sementara untuk posisi calon wakil ketua MPR lainnya versi KMP diisi oleh Hidayat Nur Wahid (PKS), Mahyuddin (Golkar), dan Oesman Sapta (DPD). (Baca: Zulkifli Hasan, Ketua MPR 2014-2019)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Dinilai Tetap Akan Miliki Pengaruh pada Pilkada 2024, Gibran Akan 'All Out'

Jokowi Dinilai Tetap Akan Miliki Pengaruh pada Pilkada 2024, Gibran Akan "All Out"

Nasional
Duga Jadi Sasaran KPK, Megawati Dinilai Lempar Sinyal Sudah Tak Sejalan dengan Pemerintah

Duga Jadi Sasaran KPK, Megawati Dinilai Lempar Sinyal Sudah Tak Sejalan dengan Pemerintah

Nasional
Perayaan Tahun Baru Islam, Menag Berharap Jadi Inspirasi untuk Perbaikan Diri

Perayaan Tahun Baru Islam, Menag Berharap Jadi Inspirasi untuk Perbaikan Diri

Nasional
Kisruh Sirekap, Ketua Komisi II DPR  Usul Negara Siapkan Gawai untuk KPPS pada Pilkada 2024

Kisruh Sirekap, Ketua Komisi II DPR Usul Negara Siapkan Gawai untuk KPPS pada Pilkada 2024

Nasional
Kaesang Digadang-gadang Maju Pilkada Jakarta, Peneliti BRIN: Ini Bukan Kelas Berat Lawan Kelas Bulu...

Kaesang Digadang-gadang Maju Pilkada Jakarta, Peneliti BRIN: Ini Bukan Kelas Berat Lawan Kelas Bulu...

Nasional
Jelang Pilkada, Sirekap KPU Diminta Lebih Cerdas dan KPPS Bisa Koreksi Data

Jelang Pilkada, Sirekap KPU Diminta Lebih Cerdas dan KPPS Bisa Koreksi Data

Nasional
Kapolda Sumbar Dinilai Tak Terima Kritik Terkait Kasus Kematian Afif Maulana

Kapolda Sumbar Dinilai Tak Terima Kritik Terkait Kasus Kematian Afif Maulana

Nasional
DPR: Jika KPU Gagal Jelaskan soal Sirekap, Tak Usah Pakai di Pilkada

DPR: Jika KPU Gagal Jelaskan soal Sirekap, Tak Usah Pakai di Pilkada

Nasional
DPR Bakal Panggil KPU Bahas Evaluasi Sirekap Jelang Pilkada 2024

DPR Bakal Panggil KPU Bahas Evaluasi Sirekap Jelang Pilkada 2024

Nasional
Sentil Kaesang, Peneliti BRIN: Karier Itu Tak Bisa Lompat, Pak Jokowi Saja Mulai dari Solo Dulu

Sentil Kaesang, Peneliti BRIN: Karier Itu Tak Bisa Lompat, Pak Jokowi Saja Mulai dari Solo Dulu

Nasional
Mencari Demokrasi Indonesia

Mencari Demokrasi Indonesia

Nasional
Jadwal Kegiatan Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Indonesia

Jadwal Kegiatan Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Indonesia

Nasional
SYL Bacakan Pleidoi: Menangis, Minta Dibebaskan hingga Putar Video Arahan Jokowi

SYL Bacakan Pleidoi: Menangis, Minta Dibebaskan hingga Putar Video Arahan Jokowi

Nasional
Pihak SYL Ingin Pejabat Kementan Jadi Tersangka Suap, Jaksa KPK: Pengakuan Adanya Korupsi

Pihak SYL Ingin Pejabat Kementan Jadi Tersangka Suap, Jaksa KPK: Pengakuan Adanya Korupsi

Nasional
Klarifikasi soal Jokowi Sodorkan Kaesang, Sekjen PKS: Bukan Menyerang Pribadi atau Pihak Tertentu

Klarifikasi soal Jokowi Sodorkan Kaesang, Sekjen PKS: Bukan Menyerang Pribadi atau Pihak Tertentu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com