Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Penyebab Bentrok Berkepanjangan TNI dan Polri

Kompas.com - 27/09/2014, 12:20 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir satu pekan, penyidikan terhadap bentrokan TNI dan Polri yang terjadi di Batam, Kepulauan Riau, belum juga terungkap.

Tim investigasi gabungan yang dibentuk sehari setelah bentrokan, belum bisa menyimpulkan apa penyebab dan kronologi penembakan empat anggota TNI dari Batalyon 134/Tuah Sakti, oleh anggota Brimob Polda Kepulauan Riau.

Hingga saat ini, kedua belah pihak, baik TNI maupun Polri sepakat menutup rapat-rapat informasi terkait bentrokan tersebut. Keduanya seakan enggan menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar.

Saat dihubungi, Jumat (26/9/2014), Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny F Sompie, mengatakan, hingga Jumat sore, belum ada keterangan hasil investigasi tim gabungan.

Namun, ia mengatakan, kesimpulan hasil investigasi nantinya akan digunakan sebagai rekomendasi penyidikan lebih lanjut mengenai kasus penimbunan bahan bakar minyak ilegal yang terjadi di Batam.

Sebenarnya, tak sulit bagi siapapun untuk menebak apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden yang melibatkan dua institusi pengamanan negara itu.

Pengamat kepolisian Neta S Pane, saat dihubungi beberapa waktu lalu, mengatakan bukan tidak mungkin bentrokan yang melukai empat prajurit TNI tersebut dilatarbelakangi aksi saling "beking", atau yang disebut dengan bisnis jasa pengamanan.

Dari data yang diperoleh Indonesia Police Watch (IPW), tercatat dalam setahun terakhir, sejak 19 Oktober 2013, hingga 21 September 2014, sudah terjadi enam kali bentrokan antara TNI dan Polri. Akibatnya, delapan anggota TNI terluka, empat di antaranya menderita luka tembak.

Sementara dari kepolisian diketahui lima orang terluka akibat bentrokan dengan anggota TNI. IPW juga mencatat, dari enam kali bentrokan antara TNI dan Polri dalam setahun terakhir, terdapat tiga kasus yang terjadi di tempat hiburan. Dalam hal ini, bentrokan dilatarbelakangi persaingan dalam memberikan jasa pengamanan bagi bos-bos pemilik tempat hiburan.

Neta mengatakan, bisnis jasa pengamanan tersebut tidak hanya dilakukan di tempat-tempat hiburan saja. Menurut dia, juga dilakukan pada kawasan pertokoan, lokasi industri, hingga pada usaha-usaha ilegal seperti penimbunan BBM dan melindungi bandar narkoba.

Dugaan keterlibatan oknum TNI dan Polri dalam bisnis ilegal semakin diperkuat ketika beberapa waktu lalu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui keterlibatan anggota TNI dalam kasus pencurian BBM di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Tak lama berselang, giliran Kapolri Jenderal Sutarman mengakui keterlibatan dua anggotanya dalam kasus pencurian BBM dalam kasus yang sama dengan anggota TNI di Batam. Kasus tersebut terkuak ketika Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menangkap pemilik kapal MT Lautan I, berinisial AM.

Ia menjadi tersangka kasus dugaan pencucian uang dan korupsi transaksi keuangan mencurigakan di Kota Batam. Kasus ini berawal dari penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, saat menemukan transaksi mencurigakan milik PNS di Kota Batam senilai Rp 1,3 triliun.

Angka tersebut merupakan akumulasi transaksi tahun 2008-2013. AM diduga membeli atau mengambil sebagian bahan bakar minyak Pertamina yang diangkut kapal, dengan kapal lain secara ilegal di tengah laut. [Baca: Saat Prajurit TNI dan Brimob Bentrok, Toko Aksesori TNI-Polri Dijarah]

Seorang sumber Kompas.com, yang bekerja di sebuah perusahaan rekanan Pertamina, sebagai pemasok bahan bakar bagi kapal nelayan, di Medan, Sumatera Utara, mengatakan, hampir dipastikan semua pengusaha minyak dan gas dalam jumlah besar, menggunakan jasa pengamanan baik dari tentara maupun kepolisian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Beyo'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Beyo"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Nasional
Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Nasional
Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Nasional
Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Nasional
1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

Nasional
Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com