Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yudhoyono Jadi Warga Kehormatan Lisabon

Kompas.com - 21/09/2014, 15:58 WIB


LISABON, KOMPAS.com — Menjelang akhir jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunci emas Kota Lisabon dari Wali Kota Antonio Costa di Balai Kota Lisabon, Portugal, Jumat (19/9) sore waktu setempat atau malam hari waktu Indonesia. Penyerahan kunci tersebut bukan hanya simbol persahabatan dan kepercayaan masyarakat Kota Lisabon kepada Presiden Yudhoyono, melainkan juga kepada rakyat Indonesia.

”Terima kasih. Saya terima kunci emas Kota Lisabon ini sebagai simbol kesiapan kita untuk lebih jauh membuka kerja sama kedua negara dan antarkota di Indonesia dan Portugal,” ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan tertulis, seusai menerima kunci emas Kota Lisabon, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Suhartono, Sabtu.

Dalam acara tersebut, Presiden Yudhoyono didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Koordinator Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim. Hadir pula Duta Besar RI untuk Portugal Mulya Wirana. Pemberian kunci emas itu dilakukan di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Yudhoyono selama satu setengah hari sejak Kamis lalu hingga Sabtu.

Menurut Yudhoyono, Lisabon merupakan salah satu kota penting di Eropa sebagai titik awal penjelajahan dunia. ”Lisabon menjadi kota penting dari ekspedisi dan pelopor kontak antara masyarakat Eropa dan Asia,” kata Presiden.

Hubungan antara Portugal dan Indonesia, lanjutnya, sebenarnya sudah terjalin lama. Hal itu bisa dilihat, antara lain, dari musik keroncong yang dipengaruhi oleh fado, jenis musik rakyat Portugis. Bahkan, beberapa budaya di Aceh juga mendapat pengaruh pada masa penjelajahan bangsa Portugis di Selat Malaka.

”Dengan pengaruh-pengaruh seperti itu, menjadi alasan kuat untuk meningkatkan hubungan antarwarga kota. Tema ini menjadi topik diskusi saya dengan Presiden dan Perdana Menteri Portugal hari ini,” ujar Presiden Yudhoyono.

Menurut Wali Kota Lisabon Antonio Costa, pemberian kunci emas tersebut karena Presiden Yudhoyono dinilai berperan mengembangkan kerja sama kedua negara selain juga kerja sama antara Lisabon dan Jakarta. ”Saya berharap, Presiden Yudhoyono selanjutnya bisa mempromosikan budaya dan kerja sama kedua kota,” ujarnya.

Antonio Costa mengatakan sangat bangga Lisabon menjadi salah satu kota yang dikunjungi Presiden di akhir masa jabatannya pada 20 Oktober 2014.

Saat jamuan kenegaraan malam hari di Istana Raja Juda, Antonio Costa mengingatkan tentang perasaannya ketika bertemu Presiden Yudhoyono pertama kali di acara kemerdekaan ke-10 Timor Leste dan pelantikan Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak di Dili pada 2012.

Sebelum meninggalkan Balai Kota Lisabon, selain menerima buku lukisan hasil karya anak- anak Portugal tentang persahabatan kedua bangsa, Presiden juga menyaksikan dan mendengarkan penampilan musisi dan penyanyi musik tradisional Portugal, fado.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com