Dalam acara yang dihadiri presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) itu, Adian, sebagai tim debat capres Jokowi, mendapat undangan dari manajemen Pulau Biru.
"Dalam undangan, tidak ada dress code tertentu, artinya undangan dibebaskan untuk menggunakan pakaian dengan batas kepatutan," ujar Adian dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.
Meski sebagai undangan resmi dalam acara tersebut, ketika masuk ke tempat acara, Adian mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan. Ia dipaksa untuk membuka jaket kulit yang dikenakan, dan berakhir dengan pengusiran.
Padahal, sebelum masuk, ia sudah menjalani serangkaian pemeriksaan seluruh tubuh hingga tasnya. "Ketika saya meminta ID card (identitas), orang meminta saya melepas jaket, tetapi dia tidak menunjukan identitas apa pun selain menyebut namanya Ryan," katanya.
Saat datang ke acara, Adian mengenakan jaket kulit. Namun, kalau masalah jaket, ia melihat para undangan yang datang menggunakan berbagai macam jenis dan model pakaian, ada jas, batik, kemeja, tapi tidak sedikit juga yang menggunakan kaus oblong, bahkan kaus "you can see" hingga rok mini di atas lutut.
"Saya tidak melihat perlakuan yang dilakukan terhadap saya juga dilakukan pada undangan lain yang menggunakan pakaian berlapis, apakah itu jas, blazer, ataupun jaket," ujar Adian.
Ia heran dan tidak habis pikir dengan insiden yang ia alami. Sebab, jika dilihat dari segi keamanan, posisi duduknya berada di baris paling akhir di samping deretan kamera wartawan televisi.
"Jika dicurigai membahayakan presiden terpilih Jokowi, dari posisi duduk yang jauh tentu kecurigaan itu tidak masuk akal," ungkapnya.
Selain itu, Adian juga merupakan anggota DPR terpilih, anggota tim debat Jokowi dari Cemara 19, sekaligus sebagai Jurkamnas PDI Perjuangan. Karena itu, seharusnya tidak ada alasan Adian dicurigai berpotensi melakukan hal negatif terhadap Jokowi.
"Saya ini mendukung Jokowi tidak hanya saat pilpres, tapi juga sejak beliau menjadi calon gubernur. Kenapa masih dicurigai?" selorohnya.
Menurut Adian, bila hanya karena jaket kulit ia dicurigai sebagai orang yang membahayakan keselamatan Jokowi, jelas itu tidak masuk akal. "Ini kecurigaan yang membabi buta dan tidak berdasar," ujarnya.
Ia yakin insiden pengusiran ini bukan kehendak Jokowi, yang selama ini ia dukung. Namun, ia juga menilai insiden ini bukan kesalahpahaman biasa. "Ini bukan kesalahpahaman biasa," kata Adian tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Ia menegaskan, selama ini ia mendukung Jokowi adalah untuk perubahan Indonesia, bukan untuk mengubah bajunya.
"Saya berjuang untuk Jokowi untuk perubahan di Indonesia, bukan mengubah baju saya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.