Untuk diketahui, Menteri ESDM Jero Wacik resmi mengajukan pengunduran diri dari jabatannya setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Surat pengunduran diri Jero sudah diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (5/9/2014) kemarin.
Dewi menyatakan, pertumbuhan jumlah mafia di sektor migas yang telah beranak pinak harus dihentikan.
"Dia harus berani karena mafianya banyak, ada anak mafia, cucu mafia. Kalau orangnya lemes, dikit-dikit takut, ya enggak bisa juga," kata Dewi dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (6/9/2014). [Baca: Jubir ESDM: Gaji Menteri Tidak Sebanding dengan Beban Tugasnya]
Dewi menyarankan agar Jokowi memilih pembantunya dalam pemerintahan yang memiliki integritas dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang sumber daya mineral.
Ia menganggap Jokowi telah mengantongi nama-nama yang memenuhi kriteria ideal seorang menteri ESDM. "Saya yakin Jokowi tahu mafia-mafia itu. Dia (menteri) harus punya ilmu secara akademis dan pengalaman. Juga harus tahu seluk beluk energi," ujar Dewi.
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, menteri tersebut juga harus memiliki pengalaman dalam bidang tersebut sehingga dapat mengimplementasikannya dalam konstitusi. Dan yang terpenting menurut Dewi, orang tersebut memiliki keinginan tulus untuk mengabdikan diri sebagai pelayan rakyat.
"Menteri kan artinya pelayan. Jadi harus rasional dalam tindakannya karena kesederhanaan yang akan di kedepkan oleh Jokowi. Gaya hidup mewah akan dikurangi," ujarnya.
Menurut Dewi, masyarakat sebaiknya ikut mengawal kabinet dalam pemerintahan Jokowi nantinya. Jika menteri tersebut ada yang terindikasi melanggar konstitusi, masyarakat diminta tidak segan untuk bersuara.
"Kita lihat dulu orang yang dipilih Jokowi. Kalau tidak tepat, mari kita bergerak sama-sama biar tidak lama-lama menjabat posisinya," kata Dewi.
KPK menetapkan Jero sebagai tersangka sejak 2 September 2014. Selama menjadi Menteri ESDM, Jero melalui Waryono Karno, yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, dan bawahannya yang lain diduga memeras sejumlah rekanan pengadaan di kementerian tersebut.
Terhitung sejak tahun 2011 hingga 2013, total uang yang diperoleh Jero dari pemerasan itu mencapai Rp 9,9 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.