Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2014, 09:12 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengaku pernah beberapa kali menerima uang dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika itu, Anas masih menjadi ketua umum, sementara SBY dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Pada Agustus 2009, Anas mengaku menerima uang Rp 250 juta dari SBY. Uang ini yang kemudian dia gunakan untuk membayar uang muka pembelian Toyota Harrier yang sekarang dipermasalahkan oleh KPK.

"Rp 200 juta yang saya berikan kepada Nazaruddin untuk DP (down payment) itu adalah bagian dari Rp 250 juta yang diberikan dari SBY," tutur Anas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (4/9/2014), saat diperiksa sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi Hambalang.

Tunai

Menurut Anas, dia menerima uang itu sebagai hadiah karena berhasil menjadi juru bicara terbaik pada pemilu presiden lima tahun lalu. Dia mengatakan, pemberian uang tersebut berlangsung di kediaman SBY di Cikeas, Bogor.

Anas menyebut pula bahwa Ibu Negara Ani Yudhoyono menyaksikan pemberian uang tersebut. "Saya waktu itu dipanggil ke Cikeas. Di sana bertemu Pak SBY. Uangnya diberikan secara tunai," ujar dia.

Jaksa KPK pun menanyakan kepada Anas mengapa uang dari SBY tersebut tidak ditransfer saja. "Ya enggak mungkin kan saya minta begitu. Kan Pak SBY beri uangya, masak saya minta ditransfer saja. Kan enggak mungkin," jawab Anas.

Selain uang Rp 250 juta itu, Anas mengaku pula pernah menerima uang dari SBY seusai roadshow atau kunjungan SBY ke Jawa Timur pada Maret 2009. Ketika itu, Anas mengaku diminta mendampingi SBY.

Menurut Anas, pada saat makan di Hotel Shangrila dalam rangkaian perjalanan itu, SBY menyerahkan "bekal" untuk Anas. "(Saat itu) saya sampaikan saya mau berangkat ke dapil setelah ini. Beliau ngasih bekal saya untuk ke dapil," tutur dia.

Terkait dengan uang muka pembayaran Harrier, Presiden SBY melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha telah membantah pernyataan Anas. Menurut Julian, Presiden Yudhoyono tidak pernah mengapresiasi seseorang dengan cara memberikan uang.

Julian juga mengatakan, tidak ada alasan bagi SBY untuk memberikan uang kepada Anas, apalagi karena telah mengantarkan Partai Demokrat menjadi partai pemenang pada Pemilu 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com