Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY dan Sekjen PBB Melakukan Pertemuan Bilateral di Bali

Kompas.com - 28/08/2014, 09:29 WIB


NUSA DUA, KOMPAS.com -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon di sela-sela rangkaian Pertemuan ke-6 Forum Global Aliansi Peradaban PBB (UNAOC) di Bali, Kami (28/8/2014) pagi.

Pertemuan yang dilakukan di sebuah hotel bintang lima di Nusa Dua itu dimulai sekitar pukul 10.00 Wita.

Menurut Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, dalam pertemuan tersebut antara lain akan dibahas keberlanjutan pembahasan forum global UNAOC yang saat ini mengambil tema "persatuan dalam keberagaman" dan perkembangan isu-isu global kawasan.

"Pertemuan kali ini ada keunikan karena membahas 'unity in diversity'. Ini terkait dengan Indonesia," kata Faizasyah seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan bahwa dalam kerangka nasional Indonesia menjadi panutan untuk mengembangkan persatuan dan keberagaman. Hal tersebut selaras dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Faizasyah juga menegaskan bahwa kasus intoleransi dapat terjadi di mana pun.

Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Presiden akan menerima kunjungan kehormatan dari Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam Iyad Ameen Madani pada pukul 10.45 Wita dan Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova pada pukul 11.20 Wita.

Pada pukul 12.25 Wita, Presiden Yudhoyono dijadwalkan menerima Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, yang dilanjutkan dengan menyaksikan penandatanganan Code of Counduct terkait normalisasi hubungan Indonesia-Australia. Penandatanganan Kode Etik tersebut dilakukan oleh Menlu Marty Natalegawa dan Menlu Bishop.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com