Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan KPK Tak Hadir dalam Konpers bersama Pansel, Ada Apa?

Kompas.com - 26/08/2014, 20:38 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tak seperti biasanya, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi tidak mendampingi tamunya yang menggelar jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, setelah mengikuti pertemuan dengan pimpinan.

Pada Senin (26/8/2014), pimpinan KPK hanya mengutus Juru Bicara KPK Johan Budi untuk mendampingi anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK menyampaikan kepada media hasil pertemuan Pansel dengan pimpinan KPK. Pansel diwakili Ketua Pansel Amir Syamsuddin yang juga Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Hadir pula anggota Pansel lainnya, yakni Imam Prasodjo, Renald Khasali, Abdullah Hehamahua, dan Farouk Muhammad.

Ketidakhadiran pimpinan KPK dalam jumpa pers ini seolah menegaskan adanya ketegangan antara Pansel dan pimpinan KPK. Sejak awal, pimpinan KPK menolak pembentukan Pansel yang bertugas mencari pengganti Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas yang masa jabatannya berakhir pada Desember 2014.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sempat menyampaikan kekhawatirannya jika pimpinan baru nantinya malah akan mengganggu ritme KPK. Saat dikonfirmasi, Juru Bicara KPK Johan Budi menepis adanya ketegangan antara Pansel dan KPK.

Menurut Johan, pimpinan KPK tidak mendampingi Pansel dalam jumpa pers karena akan mengikuti rapat pimpinan. "Mau ada rapim, lagi pula kan sudah ada Jubir KPK," ujar dia.

Pansel menemui pimpinan KPK untuk meluruskan kekhawatiran KPK terhadap pembentukan Pansel selama ini. Pertemuan Pansel dengan pimpinan KPK berlangsung selama kurang lebih dua jam. Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua KPK Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Wakil Ketua KPK Zulkarnain.

Adapun Wakil Ketua KPK Adnan Pandupraja tidak mengikuti pertemuan karena tengah menjalankan tugas di luar kantor. Busyro juga tidak mengikuti pertemuan untuk menghindari konflik kepentingan.

"Kalau Pak Busyro untuk menghindari conflict of interest karena kan ini kita membahas dia (Busyro)," ujar anggota Pansel, Abdullah Hehamahua.

Juru Bicara Pansel Imam Prasodjo mengatakan, pertemuan dengan pimpinan KPK ini merupakan inisiatif pansel. Dalam pertemuan, kata Imam, kedua pihak saling jujur dan tidak menutup-nutupi apa pun. Imam juga menegaskan bahwa Pansel pada intinya berada pada posisi mendukung KPK.

"Pada intinya ingin dukung agar ritme kerja keberlangsungan dari yang sekarang berjalan tidak boleh mengalami ganguan, hambatan, bahkan kalau ada yang baru harus memiliki posisi yang mendukung, jangan malah mengganggu ritme yang ada," ujar Imam.

Oleh karena itu, lanjut Imam, Pansel akan terus menjaga hubungan dan komunikasi dengan pimpinan KPK terkait proses seleksi calon pimpinan KPK untuk memastikan ritme kerja KPK tidak terganggu nantinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com