JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, menyebutkan adanya pertemuan Menteri Pendidikan Nasional (sekarang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) M Nuh dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di kediaman Nuh. Pertemuan tersebut terkait dengan pengurusan proyek-proyek di Kemendikbud.
"Untuk meluruskan proyek-proyek di Kemendiknas, ada bukti BB (BlackBerry) yang dipegang KPK kok yang pengen ke rumah Pak Nuh," kata Nazaruddin saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi Hambalang dengan terdakwa Anas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (25/8/2014).
Nazaruddin mengaku turut hadir dalam pertemuan di kediaman Nuh tersebut. Hadir pula Angelina Sondakh yang ketika itu masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurut Nazaruddin, Anas menghimpun dana melalui kantong-kantong dana yang dikoordinasi beberapa orang. Salah satu kantong dana Anas adalah proyek di Kemendikbud yang dikoordinir Angelina Sondakh. "Proyek Kemendiknas, proyek departemen lain, semua harus lapor (ke Anas)" ujar Nazaruddin.
Selain proyek Kemendikbud, kata Anas, ada proyek lain yang menjadi kantong dana Anas, di antaranya proyek pembangunan gedung pajak yang diurus Machfud Suroso.
Anas didakwa menerima hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek lain. Menurut jaksa, mulanya Anas berkeinginan menjadi calon presiden RI sehingga berupaya mengumpulkan dana. Untuk mewujudkan keinginannya itu, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya dan mengumpulkan dana. Dalam upaya mengumpulkan dana, menurut jaksa, Anas dan Nazaruddin bergabung dalam perusahaan Permai Group.
Dalam dakwaan, Anas disebut telah mengeluarkan dana senilai Rp 116, 525 miliar dan 5,261 juta dollar Amerika Serikat untuk keperluan pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu. Uang itu berasal dari penerimaan Anas terkait pengurusan proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), proyek di perguruan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), dan proyek lain yang dibiayai APBN yang didapat dari Permai Group.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.