Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Menteri dan Gejolak Parpol

Kompas.com - 20/08/2014, 14:00 WIB


KOMPAS.com - Awal Agustus, presiden terpilih Joko Widodo meresmikan Kantor Transisi Jokowi-Jusuf Kalla. Mantan Menperindag Rini Soemarno ditunjuk menjadi Kepala Staf Tim Transisi. Empat deputi juga ditunjuk, yaitu Hasto Kristiyanto, Andi Widjojanto, Anies Baswedan, dan Akbar Faizal.

Begitu tahu struktur tim, seorang pengusaha berpendapat, keanggotaan tim kurang bagus. "Apa tidak ada yang lebih bagus," kata pengusaha itu. Maklum, perwakilan partai pendukung di tim transisi dinilai kurang. Selain Nasdem, dalam tim transisi tidak ada perwakilan dari parpol pendukung Jokowi-JK, seperti PKB, Hanura, dan PKPI.

Dari keanggotaan tim transisi itu, muncul kesan parpol-parpol mulai ditinggalkan. Padahal, tim transisi bertugas mempersiapkan pemerintahan Jokowi mendatang, yaitu meliputi APBN 2015, arsitektur kabinet, dan perencanaan program tahun pertama.

Mungkin, guna menepis kesan itu, Jokowi bertemu secara tertutup dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PKB juga menggelar diskusi para pakar dan siap memberikan masukan kepada tim transisi.

Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Rini Soemarno dipilih karena ia punya banyak pengalaman, baik di dunia usaha maupun di pemerintahan. "Diharapkan Ibu Rini dapat menjadi jembatan komunikasi dan mengombinasikan gagasan dunia usaha dan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan bangsa," katanya.

Meski tim transisi melakukan pekerjaan teknis, bukan berarti parpol pendukung tidak perlu dilibatkan. Partai pendukung, seperti PKB dan Hanura, juga diperkuat aset sumber daya manusia yang dapat memberikan kontribusi atau masukan terkait arsitektur kabinet, APBN, atau program-program unggulan.

Di sisi lain, sejumlah pengurus relawan justru dimintai masukan oleh Jokowi. Menurut Pendiri Relawan Bara JP Boni Hargens, Jokowi ingin mendapatkan banyak masukan dan gagasan terkait penyelesaian masalah bangsa. Misalnya, reformasi kelembagaan, baik lembaga kepresidenan maupun kementerian.

Buru jabatan menteri

Dipastikan, hari-hari ini masyarakat bertanya-tanya siapa saja menteri kabinet Jokowi-JK. Berbagai kalangan berburu, atau mempromosikan diri menjadi menteri. Di rumah transisi, banyak dikirim curriculum vitae (CV) seseorang untuk dipromosikan menjadi menteri.

Sebagai contoh, kelompok masyarakat asal Sulawesi mengirim surat pencalonan seseorang. Di situs kabinetrakyat.org, muncul nama-nama atau figur yang dipromosikan menjadi menteri. Usul dan promosi itu sah-sah saja dan menunjukkan Indonesia kaya aset sumber daya manusia.

Andi mengakui, kantor tim transisi banyak dikirimi CV seseorang yang dipromosikan menjadi menteri. CV itu kemudian hanya dicatat dan diserahkan ke rumah dinas Jokowi.

Bahkan, kelompok-kelompok relawan juga mempromosikan figur-figur calon menteri. Sekretaris Jenderal Seknas Jokowi Dono Prasetyo mengungkapkan, Seknas Jokowi memang akan mengirim usul calon menteri kepada presiden terpilih Jokowi.

Hanya partai politik yang tidak mempromosikan kader-kader mereka secara terbuka. Namun, justru perebutan jabatan menteri di kalangan parpol pendukung inilah yang akan semakin menarik. Mengapa?

Apakah ketua umum parpol, termasuk pengurus parpol, bisa menjadi menteri? Apalagi, kabinet pemerintahan Jokowi nanti merupakan kabinet ”kerja” yang menekankan kerja all out untuk rakyat sehingga perhatian menteri diharapkan tidak terbelah dengan urusan partai.

”Beringin” yang terbelah

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com