Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibentak Petugas PPS, Saksi Tim Prabowo-Hatta Mengadu ke Hakim MK

Kompas.com - 08/08/2014, 23:05 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Maryono, menyampaikan dirinya mendapat intimidasi dari petugas penyelenggara pemungutan suara (PPS) Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur. Intimidasi itu ia terima saat menjadi saksi untuk Prabowo-Hatta ketika dilakukannya rekapitulasi penghitungan suara di tingkat Kecamatan, Kramat Jati.

"Petugas PPS membentak kami dan kami dibilang pengacau," kata Maryono, dalam persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (8/8/2014) malam.

Maryono merupakan saksi yang dihadirkan kuasa hukum Prabowo-Hatta dalam sengketa PHPU yang ditangani MK. Ia berdomisili di Ciracas, Jakarta Timur, dan menjadi saksi di tingkat kelurahan Kramat Jati.

Di depan majelis hakim konstitusi, Maryono mengungkapkan penyebab dirinya mendapat perlakuan kasar dari petugas PPS. Awalnya, kata dia, adalah ketika ia bersama beberapa rekan sesama saksi Prabowo-Hatta meminta panitia pemilihan kecamatan (PPK) membuka kotak suara untuk memverifikasi daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) di wilayahnya.

Karena tak mendapat respons positif, Maryono mengaku bersikukuh melontarkan protes. Sampai akhirnya seorang petugas PPS melontarkan kata-kata kasar yang juga memicu kemarahan warga sekitar yang tengah menyaksikan proses penghitungan.

"Warga sampai ikutan marah, kami diusir. Tapi kita tetap di situ, sampai ada petugas yang membawa kita ke kelurahan," ujarnya.

Meski begitu, di tengah persidangan, Maryono mengakui jika protes yang ia sampaikan saat proses rekapitulasi di tingkat kecamatan itu akhirnya direspons oleh PPK. Maryono mengatakan, PPK memberikan janji akan melaporkan aduannya mengenai kejanggalan jumlah DPKTb pada KPU DKI Jakarta.

Sidang PHPU presiden dan wakil presiden 2014 ini digelar untuk kedua kalinya. Dalam sidang kedua ini, majelis hakim menggali keterangan dari pihak penggugat, tergugat, dan pihak terkait.

Sidang berjalan sekitar 13 jam dengan tiga kali skorsing. Ada 25 saksi dari kubu Prabowo-Hatta yang dimintai keterangan. Seluruh saksi itu berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.

Sidang selanjutnya akan digelar pada Senin (11/8/2014) pagi, dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari KPU sebagai pihak tergugat dan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pihak terkait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com