Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Bahas Pemerintahan Transisi Usai Putusan MK

Kompas.com - 04/08/2014, 14:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung soal pemerintahan transisi dalam rapat terbatas di kantor Presiden, Senin (4/8/2014) siang. SBY berjanji dia sendiri yang akan pro aktif menjalin komunikasi dengan Presiden dan Wakil Presiden terpilih setelah putusan Mahkamah Konstitusi untuk menyiapkan estafet pemerintahan ke depan.

"Kami ikuti pemberitaan di social media, soal transisi dari pemerintah kita ini ke pemerintah akan datang. Saya diminta memberikan komentar bahwa transisi itu baik dan diperlukan. Ide semacam transisi, hand over atau pengalihan kekuasaan dari presiden lama ke presiden baru, itu ide saya beberapa bulan lalu," ujar Presiden.

Namun, Presiden menunggu momentum yang tepat menjalin komunikasi dengan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Menurut dia, waktu yang tepat adalah setelah MK mengeluarkan putusan soal sengketa hasil Pilpres.

"Segera setelah itu, saya akan proaktif untuk berkomunikasi dengan presiden dan Wapres terpilih karena itu ide dan pikiran saya, sehingga transisinya bagus," kata dia.

SBY membandingkan saat dirinya menjadi Presiden pertama kali pada tahun 2004, tidak terjadi proses alih kekuasaan yang mulus. Sehingga, pemerintahan baru yang dipimpinnya ketika itu pun kesulitan.

"Kami akan ubah tradisi politik itu sehingga baik untuk presiden akan datang dan baik untuk rakyat Indonesia," ujarnya.

Terkait dengan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2015, SBY menuturkan bahwa hal tersebut menjadi tanggung jawab pemerintahan saat ini. Meski demikian, SBY menjamin akan ada pembahasan lebih lanjut dengan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

"Sabar dulu, sampai dengan MK memutus apa yang diadukan pasangan Prabowo-Hatta," kata dia.

Seperti diketahui, pada 16 Agustus mendatang, Presiden SBY akan membacakan pidato kenegaraan, nota keuangan, dan RAPBN 2015. Sementara pemerintahan SBY berakhir pada 20 Oktober. Staf khusus presiden bidang perekonomian, Firmanzah mengungkapkan visi dan misi presiden selanjutnya bisa dimasukkan ke dalam RAPBN-P 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com