Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Papua Ragukan Tol Laut Jokowi Mampu Turunkan Harga di Papua

Kompas.com - 30/07/2014, 14:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Papuan Brotherhoods Elimus Ubruange meragukan program tol laut yang digaungkan oleh presiden terpilih Joko Widodo dapat menurunkan harga barang yang terlampau mahal di bumi Papua.

Kepada Kompas.com di Jakarta pada Rabu (30/7/2014), Elimus mengungkapkan bahwa pelabuhan laut dalam sebagai infrastruktur utama tol laut yang dibangun di Papua belum menyentuh persoalan mahalnya harga barang di sana.

"Harusnya dibangun jalan mulus di tanah Papua. Jangan hanya dibangun pelabuhan laut dalam saja. Tidak akan menyelesaikan masalah," ujar Elimus.

Elimus menerangkan, yang terjadi saat ini, harga barang di pesisir itu selisihnya hanya sedikit dengan di Jawa. Ditambahkan Elimus, yang membuat mahal itu di lereng gunung sana. "Nah itu kan solusinya harus dibangun jalan," sambung dia.

Titik persoalan mengapa harga barang di lereng gunung mahal adalah tingginya harga moda transportasi pengangkut barang. Selama ini, barang-barang yang dikirim ke lereng gunung menggunakan pesawat dengan harga yang tinggi.

Elimus menegaskan, warga Papua pada dasarnya mendukung pembangunan tol laut. Pembangunan tersebut merupakan bukti komitmen Jokowi mewujudkan pemerataan pembangunan. Namun, jika tidak didukung infrastruktur darat yang baik, Elimus yakin harapan itu tak terwujud.

"Kami ini sangat dukung Pak Jokowi punya program. Kalau tujuannya meningkatkan taraf hidup masyarakat, kami pasti setuju," ujar dia.

"Terakhir, kami juga yakin Pak Jokowi melihat persoalan inti mahalnya harga di Papua. Kami yakin dia mau bikin jalan. Freeport saja bikin jalan sampai ke atas gunung sana, masa pemerintah tidak bisa?" sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com