"Saya pertama-tama harus mengucapkan selamat untuk presiden dan wapres terpilih Jokowi-JK. Kepada mereka yang tidak beruntung, pasangan Prabowo-Hatta, masih ada mekanisme mengajukan keberatan sesuai konstitusi melalui Mahkamah Konstitusi. Itu sudah diatur undang-undang, manfaatkan saja mekanisme itu sampai puas,” ujar Ketua Harian Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat Syarief Hasan, di Jakarta, saat ditanya sepulang dari Jepang, Rabu (23/7/2014).
Menurut Syarief, saat ini bukan waktunya membicarakan dukungan terhadap koalisi permanen. Dengan bekal pengalaman memerintah 10 tahun, Partai Demokrat hanya berharap presiden dan wakil presiden terpilih tetap melanjutkan pembangunan yang dijalankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Syarief menyadari, selama ini, DPP Partai Demokrat resmi mencurahkan dukungan kepada Prabowo-Hatta. "Ke depan, entah berada di dalam atau di luar pemerintahan Jokowi-JK, bagi Partai Demokrat, hal itu tak substansial. Pertumbuhan ekonomi yang baik bisa jadi modal meningkatkan perekonomian bangsa. Jadi, Demokrat akan dukung penuh sesuai keinginan rakyat dan kelanjutan program pemerintah,” ujarnya.
Sejak Prabowo-Hatta sujud syukur setelah mengklaim kemenangan berdasarkan hitung cepat beberapa lembaga survei, perwakilan DPP Partai Demokrat sama sekali tidak secara resmi terlibat. Demikian pula saat Koalisi Merah Putih dipermanenkan dan saat Prabowo menarik diri dari Pemilu Presiden 2014.
Agung minta evaluasi
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono berharap partainya segera mengevaluasi arah koalisi setelah KPU menetapkan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. ”Saran saya (Golkar) segera sampaikan selamat kepada Jokowi-JK. Sikap legawa mengakui kekalahan jauh lebih baik bagi kelangsungan bangsa ke depan,” ujar dia.
Wakil Ketua Umum DPP PPP, yang juga Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pihaknya mengapresiasi KPU yang bekerja keras melaksanakan tugas konstitusional. PPP juga menghormati keputusan KPU menetapkan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. (OSA/NTA/WHY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.