Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Mengakui Kekalahan Itu Mulia

Kompas.com - 21/07/2014, 13:20 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyoroti soal suksesi pemilihan umum pada tahun 2014 ini. Menurut SBY, tahun ini merupakan pertarungan pemilu presiden paling ketat yang pernah ada. Namun, dia mengimbau agar pasangan calon presiden dan wakil presiden yang kalah bisa berbesar hati dan mengakui kekalahannya.

"Mengakui kekalahan itu mulia. Mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah. Allah Mahabesar. Ketika kita kalah, ya memang kalah, kemudian mengucapkan selamat kepada yang berhasil, maka Allah akan memberikan kemuliaan dan hal yang sama. Mungkin dia juga akan diberi selamat oleh pihak-pihak lain," ujar SBY dalam sambutannya pada acara Antaranews CSR Award 2014 di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/7/2014).

SBY mengungkapkan, pada tahun 2004, ketika pemilu langsung pertama kali diadakan, transisi kekuasaan berjalan dengan baik meski ada kekurangan. Lima tahun selanjutnya, pemilu juga berlangsung dengan damai dan demokratis. Pada Pemilu 2014 juga, SBY mengakui kekalahan Partai Demokrat. Pada 2014 ini, SBY menilai, pemilu presiden berlangsung dengan ketat. Pelaksanaan kampanye terasa sangat keras antara dua kubu.

"Saya ini mantan capres. Dulu juga banyak tokoh, Megawati, Wiranto, tetapi tidak sekeras zaman ini. Tahun 2009 ada Megawati, JK, dan saya juga tidak lunak, tetapi tidak sekeras ini," ucap SBY.

Pada Selasa (22/7/2014) mendatang, lanjutnya, Komisi Pemilihan Umum akan mengumumkan presiden dan wakil presiden terpilih. SBY menyadari adanya ketegangan di antara kedua kubu. Namun, dia memastikan rakyat Indonesia tidak akan terpengaruh.

"Masyarakat lebih sejuk, damai, menjalankan kehidupan yang normal," paparnya.

Sementara itu, KPU saat ini sudah memasuki rekapitulasi suara tingkat nasional hari kedua. Untuk sementara, perolehan suara Prabowo-Hatta masih unggul dibandingkan Jokowi-JK. Namun, dilihat dari sebaran suaranya, Jokowi-JK unggul dengan menguasai 9 provinsi dan Prabowo-Hatta menguasai 6 provinsi.

Rekapitulasi terus dilakukan hingga esok. Pada tahap rekapitulasi suara tingkat provinsi lalu, Jokowi-JK digambarkan lebih unggul daripada Prabowo-Hatta. Hal ini kemudian yang membuat sejumlah tim sukses ataupun pengurus partai koalisi pendukung seperti Amien Rais dan Hanafi Rais dikabarkan mengucapkan selamat kepada Jokowi dan mengakui kekalahan Prabowo-Hatta.

Terhadap hal ini, Prabowo mengaku tak memercayainya karena tokoh-tokoh itu masih melakukan rapat persiapan gugatan ke MK bersamanya. Prabowo pun mengumbar optimisme kemenangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Nasional
Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Nasional
Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Nasional
Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Nasional
Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com