Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Ruangan Khusus di Balik "Real Count" Jokowi-JK

Kompas.com - 15/07/2014, 19:16 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK memiliki sebuah ruangan khusus untuk merekapitulasi suara dari semua tempat pemungutan suara (TPS) di Indonesia. Di situlah, tim Jokowi-JK menghitung suara, mengumpulkan berbagai formulir C1, hingga mencatat berbagai dugaan kecurangan. Pada Selasa (15/7/2014) petang, sejumlah wartawan dipersilakan memasuki dapur TI yang terletak di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem itu.

Pantauan Kompas.com, ruangan itu menempati sebagian besar lantai 4 kantor DPP Partai Nasdem. Ruangan ini terletak bersebelahan dengan ruang Bendahara Umum. Penjagaan cukup ketat diberlakukan di area itu. Setidaknya, untuk masuk ke lantai empat, setiap orang harus menunjukkan identitas khusus kepada sekitar tiga orang penjaga di sana.

Wartawan pun hanya bisa mengabadikan gambar dari pintu masuk ruang TI dan tidak diperkenankan mendekat meski bersama dua pimpinan tim TI dan saksi, Djarot Saiful Hidajat dan Enggartiasto Lukita. Di dalam ruang TI itu, hamparan layar datar dan belasan unit komputer menjadi pemandangan yang paling mencolok. Layar datar yang dipasang di dinding-dinding ruangan ini menampilkan gambar Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.

Di samping gambar itu, terdapat persen angka dan total suara masing-masing kandidat. Angka ini terus bergerak mengikuti input data yang terus dilakukan oleh tim. Djarot menceritakan, layar televisi ini berjumlah 33, menyesuaikan jumlah provinsi di Indonesia.

Kendati demikian, dia menuturkan, timnya juga memiliki rekapitulasi data setiap kabupaten. Hingga pukul 16.00, hasil real count menunjukkan perolehan suara Jokowi-JK sebesar 53,4 persen dan Prabowo-Hatta 46,54 persen.

"Kami setiap menitnya, bisa memasukkan 50.000 data didukung oleh 40 orang tim TI yang bekerja bergiliran 20 orang per 20 orang," ujar Djarot.

Data-data yang masuk ke ruang TI ini berasal dari koordinator lapangan yang disebar di seluruh Indonesia. Mereka melaporkan perolehan suara setiap TPS melalui pesan singkat, surat elektronik, hingga situs web khusus. Data kemudian masuk ke sistem TI pusat di Jakarta.

"Kami juga masukkan tidak hanya jumlah suara per TPS tetapi juga dokumen formulir C1. Ini yang akan menjadi pegangan kami untuk membandingkan scan C1 folio yang ada di KPU nanti," tutur Enggar.

Enggar mengaku, pekerjaan melakukan real count ini bukanlah pekerjaan mudah. "Ini luar biasa melelahkan dan menyita energi dan waktu. Tapi kami bersyukur banyak masyarakat yang membantu untuk menelusuri kecurangan terutama perbedaan jumlah suara dalam formulir C1 yang diunggah ke situs KPU," katanya.

Tim kampanye nasional Jokowi-JK menargetkan bisa merampungkan hasil rekapitulasi 100 persen suara pada tanggal 17 Juli mendatang. Saat ini, baru beberapa daerah saja yang rekapitulasinya sudah mencapai 99 persen, yakni Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Kalimantan Timur, dan Bangka Belitung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com