Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Politik Mendidih, SBY Minta KPU Undang Kedua Kubu Capres-Cawapres

Kompas.com - 12/07/2014, 09:33 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Komisi Pemilihan Umum proaktif meminta kedua kubu pasangan calon presiden dan calon presiden untuk ikut mengawasi perhitungan resmi yang dilakukan KPU. Menurut Presiden, langkah itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan lantaran saat ini kedua kubu saling mengklaim memenangkan pemilu presiden 2014.

Hal itu disampaikan Presiden kepada Ketua KPU Husni Kamil Manik melalui percakapan telepon. Percakapan itu direkam video dan diunggah ke akun Twitter resmi @SBYudhoyono.

Dalam awal percakapan, Presiden menyinggung saling klaim kemenangan oleh kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla dan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. SBY merasa tidak cukup janji kedua pasangan bahwa akan menjaga suasana aman dan tertib hingga pengumuman hasil resmi KPU pada 22 Juli mendatang. Keduanya juga akan merujuk hasil tersebut.

Janji itu disampaikan kedua pasangan ketika bertemu Presiden di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Rabu (9/7/2014) malam.

"Tapi saya mengikuti bahwa permasalahannya tidak sesederhana itu. Dibangun opini di sana sini, misalnya kalau perhitungan KPU memenangkan pasangan manapun, dianggap oleh yang dikalahkan itu tidak kredibel. Bahkan mengancam akan ada aksi rakyat dan sebagainya," kata Presiden.

Karena itu, Presiden berharap KPU mengundang kedua pasangan dan tim sukses masing-masing, lalu meminta mereka mengawasi rekapitulasi sejak saat ini. SBY berharap kedua kubu tidak hanya menyerahkan sepenuhnya kepada KPU tanpa pengawasan. Namun, ketika hasilnya diumumkan, masing-masing kubu malah menyebut KPU tidak objektif, melakukan rekayasa, atau hasil itu pesanan.

"Maka situasi politik kita akan mendidih. Kalau mendidih 'harganya' tinggi sekali. Oleh karena itu, menurut saya, bapak proaktif saja mengajak mereka, ayo silahkan diawasi, kami profesional, netral, bekerja di atas kebenaran dan tidak ada niat sedikitpun dari KPU untuk bermain-main karena ini urusan kebenaran, urusan kedaulatan rakyat," kata Presiden.

"Jadi poin saya, bapak harus membangun opini yang positif, rakyat tahu, pers tahu, semua tahu bahwa KPU sudah mengundang kedua belah pihak, silahkan diawasi. Kalau nanti ada yang tidak percaya kepada KPU silahkan, terbuka," kata Presiden.

Menurut Presiden, jika hal itu dilakukan, maka nantinya tidak bisa pasangan yang dinyatakan kalah lalu menuduh KPU melakukan kecurangan.

"Anda dikasih kesempatan ke KPU tidak menggunakan dengan baik, sekarang menyalahkan KPU, ngga bisa dong. (Opini) itu yang kita harapkan dari rakyat kita kalau (ada kubu) tidak mengakui hasil perhitungan KPU," ucap SBY.

Seperti diketahui, lembaga survei terbelah dalam publikasi hasil hitung cepat. Setidaknya ada delapan lembaga yang menempatkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang. Lembaga survei itu yakni, Populi Center, CSIS, Litbang Kompas, Indikator Politik Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, RRI, Poltracking, dan Saiful Mujani Research Center.

Sementara empat lembaga survei yang memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dalam quick count adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.

Hasil hitung cepat ini membuat kedua pasangan saling klaim kemenangan. Adapun KPU baru akan mengumumkan pemenang Pilpres pada 22 Juli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

Nasional
Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena 'Mark Up' Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena "Mark Up" Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Nasional
PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

Nasional
Saksi Sebut Pejabat yang Tak Turuti Permintaan SYL Bisa Diberhentikan

Saksi Sebut Pejabat yang Tak Turuti Permintaan SYL Bisa Diberhentikan

Nasional
2 Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL Latihan Bersama dengan AL Singapura

2 Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL Latihan Bersama dengan AL Singapura

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com