Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Pers dan Media Jangan Berpihak secara Membabi Buta

Kompas.com - 11/07/2014, 15:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar pers dan media massa ikut menenangkan ketegangan situasi pasca-pemilu presiden. SBY berharap agar media massa tetap berimbang dan tidak berpihak secara membabi buta. Hal ini menyusul sikap saling klaim kemenangan, baik oleh kubu Jokowi-Jusuf Kalla maupun Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Pers bisa ikut menahan diri untuk tidak terlalu vulgar, yang bisa picu semakin tegangnya situasi bahkan benturan fisik secara horizontal. Saya serukan, ketika hadapi situasi setengah krisis, pers dan media tidak berpihak secara membabi buta," ujar SBY saat pidato pembukaan rapat kabinet di Kantor Presiden, Jumat (11/7/2014).

Sementara itu, SBY juga berharap agar jajaran Polri dan TNI bisa mengemban tugas dalam mengawal keamanan. SBY menegaskan bahwa dalam pilpres ini, dia tetap akan netral. Dia hanya akan mengawal proses pergantian kekuasaan hingga 20 Oktober mendatang.

"Agenda nasional tidak boleh terganggu, apalagi mundur dari jadwal yang ditentukan, yakni 20 Oktober. Tetap terjadi pergantian kepemimpinan nasional," kata SBY.

Pada pemungutan suara pada Rabu (9/7/2014), sejumlah lembaga survei mengadakan hitung cepat. Namun, hasil hitung cepat tersebut berbeda-beda. Ada delapan lembaga survei yang memprediksi Jokowi-JK unggul, antara lain Cyrus Network-CSIS, Lingkaran Survei Indonesia, Litbang Kompas, Populi Center, dan Indikator Politik. Adapun empat lembaga survei memprediksi Prabowo-Hatta menang, yakni Jaringan Suara Indonesia (JSI), Lembaga Survei Nasional (LSN), Indonesia Research Center, serta Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis).

Dengan hasil itu, tiap-tiap pasangan calon mengklaim kemenangan. Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah mendeklarasikan kemenangan bagi kubu Jokowi-JK. Di sisi lain, Prabowo bersujud syukur dan berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah memilihnya sebagai presiden Indonesia selanjutnya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung mengumpulkan setiap kandidat capres dan cawapres di kediamannya pada Rabu malam dan meminta para pasangan calon menahan diri. SBY pun sudah menginstruksikan jajaran TNI untuk siaga dalam level tertinggi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik horizontal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com