Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Menang di Sejumlah Negara

Kompas.com - 10/07/2014, 15:27 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla memenangi Pemilu Presiden 2014 di sejumlah negara. Adapun pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang di Libya.

Duta Besar Indonesia untuk Libya Raudin Anwar, Rabu (9/7/2014), mengatakan, dari 111 warga negara Indonesia yang memilih di negara itu, sebanyak 76 pemilih memberikan suara untuk Prabowo-Hatta dan 30 suara untuk Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Sebanyak 5 suara tidak sah.

Sementara itu, pasangan Jokowi-JK, antara lain, menang di Thailand, Hongkong dan Makau, Australia, serta Belanda.

Sekretaris Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Hongkong Sam Aryadi menyebutkan, Jokowi-JK mengantongi 19.166 suara (75,4 persen) dan Prabowo-Hatta meraih 6.169 suara (24,3 persen). Penghitungan suara berlangsung di kantor Konsulat Jenderal RI di Causeway Bay, Hongkong.

”Prosesnya berlangsung lancar. Kini kami tengah mempersiapkan penghitungan suara lewat pos pada 10-14 Juli,” ujar Sam. Pemilih yang hadir 25.137 orang dari 114.662 orang yang terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) di seluruh Hongkong. Adapun yang memberikan suara melalui pos ada 18.126 orang.

Sementara di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok, Thailand, seperti diumumkan lewat akun Twitter resmi mereka, Jokowi-JK menang dengan 604 suara. Adapun Prabowo-Hatta mendapat 312 suara. Suara tidak sah 11 lembar.

Dari Australia, Sekretaris PPLN Sydney Akbar Makarti menyampaikan, dari 9.951 pemilih yang memberikan suara, 1.285 orang memilih Prabowo-Hatta dan 8.666 orang memilih Jokowi-JK. Adapun di KBRI Canberra, Sekretaris III KBRI Canberra Sezargerry Sumardi menginformasikan, dari 516 surat suara yang masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 102 suara dan Jokowi-JK memperoleh 405 suara. Ada 9 surat suara tak sah.

Dalam pilpres yang digelar di KBRI Den Haag, Prabowo-Hatta mendapat 401 suara, dan Jokowi-JK meraih 1.927 suara.

Klaim sah

Harian Sydney Morning Herald Australia melaporkan, akademisi dari Universitas Nasional Australia, Canberra, Ed Aspinall mengatakan, kemenangan yang diklaim Jokowi adalah sah-sah saja. Klaim serupa dilakukan Prabowo.

Menanggapi hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, seperti Lingkaran Survei Indonesia, Center for Strategic and International Studies, serta Saiful Mujani Research and Consulting, yang hasilnya menunjukkan kemenangan pasangan Jokowi-JK, menurut analis politik Kevin Evans seperti dilaporkan CNN, hasil perhitungan cepat di Indonesia biasanya akurat dengan margin of error 1-2 persen.

Menurut analis dari Bower’s Asia Group, Douglas Ramage, seperti dikutip CNN, pemilih mencari kepemimpinan yang tangguh dan yang tidak didapatkan dari presiden sebelumnya. ”Kedua kandidat meyakini Indonesia layak memperoleh bagian yang lebih besar dari kekayaan nasional mereka,” katanya. Ia menambahkan, kedua kandidat juga menyajikan visi yang lebih berwawasan Indonesia.

Masalah pertama dan terutama, seperti pada semua pemilu, adalah terkait ekonomi. Ekonomi Indonesia melambat dengan pertumbuhan 5-6 persen. Bank Dunia menyatakan, pertumbuhan itu tak cukup untuk menyediakan lapangan kerja bagi 15 juta warga Indonesia yang masuk angkatan kerja.

"Indonesia punya sumber daya manusia, sumber daya alam, demografi yang menguntungkan, urbanisasi yang cepat, dan kelas menengah yang jumlahnya meningkat. Indonesia juga punya manajemen makro-ekonomi yang baik. Semua ini bisa mengangkat negara itu," kata Ndiame Diop, ekonom utama Bank Dunia untuk Indonesia. (JOS/LOK/DWA/SAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com