Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI di Melbourne Australia Antusias "Nyoblos" dalam Pilpres

Kompas.com - 05/07/2014, 14:20 WIB
MELBOURNE, KOMPAS.com — Seperti sudah diperkirakan sebelumnya, para pemilih Indonesia sangat antusias untuk memberikan suara mereka untuk Pemilu 2014. Di Melbourne, ratusan pemilih sudah hadir sebelum TPS di KJRI dibuka pada pukul 10.00 pagi waktu setempat.

Ketua PPLN negara bagian Victoria, Isvet Novera, tidak menyembunyikan kegembiraannya melihat begitu antusiasnya masyarakat Indonesia di Melbourne yang datang untuk memilih.

"Luar biasa, di luar dugaan kita. Ketika petugas datang pukul 08.00 pagi, sudah ada pemilih yang hadir dan meminta agar mereka diberikan kesempatan memilih lebih awal. Namun karena petugas belum lengkap, dan memang tidak sesuai peraturan, kami meminta mereka menunggu," kata Isvet Novera kepada Erwin Renaldi dari ABC.

Di Melbourne, jumlah pemilih sekitar 12.000 orang, dan TPS dibuka dari pukul 10.00 pagi hingga 20.00. Dengan demikian, para pemilih sebenarnya memiliki banyak waktu untuk memberikan suara mereka.

"Kami senang banyak yang datang karena sebenarnya cuaca dingin, dan pada akhir pekan, bisa saja mereka sebenarnya tinggal di rumah yang mestinya lebih hangat," kata Isvet lagi.

Jumlah pemilih dalam pilpres ini diperkirakan akan jauh lebih tinggi dibandingkan pemilihan legislatif pada April lalu yang hanya dihadiri 20-an persen dari semua pendaftar.

Termasuk yang hadir mengantre, 20 pegawai negeri sipil asal Indonesia yang sedang menjalani pelatihan untuk urusan penerjemahan bahasa Inggris di Universitas Monash, Melbourne.

Salah seorang di antaranya adalah Irma Yulianto yang sehar-hari bekerja di Kementerian ESDM di Jakarta. "Kami baru tiba di Melbourne dua minggu lalu. Kami memang memutuskan untuk datang memilih karena ini kesempatan langka memberikan suara di luar negeri. Juga dalam soal pilihan, saya lebih semangat karena siapa yang akan dipilih jelas, dengan dua calon yang ada," katanya kepada wartawan ABC Internasional, L Sastra Wijaya.

Antusiasme memilih juga diperlihatkan oleh Join Silica, asal Medan, yang menghabiskan masa sekolahnya di Malaysia dan Australia. "Saya semula tidak begitu tertarik dengan politik Indonesia. Namun belakangan, saya merasa terpanggil untuk berpartisipasi. Ini karena saya melihat adanya harapan perubahan. Sebelumnya kakak saya yang tinggal di sini tidak pernah ikut pemilihan. Saya juga tidak memilih pada pileg kemarin. Namun, sekarang, saya berhasil membujuk kakak dan keluarga lain untuk ikut memilih," kata Join Silica, yang sekarang menjadi guru di bidang seni menggambar di Melbourne.

Florince Manafe, asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, juga ikut memberikan suara. Ia baru saja tiba di Australia, mengikuti pasangannya yang merupakan warga Australia. Florince sebelumnya bekerja di sebuah salon di Timor Leste sejak tahun 2004.

"Saya memilih calon yang saya anggap sederhana dan merakyat. Tokoh seperti itu menurut saya sangat mengena di hati saya." katanya.

Pemilih lainnya, Adil Basuki, hadir bersama istri dan bayinya yang baru berusia 6 bulan. Ia hadir di KJRI Melbourne guna memilih antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Sama seperti beberapa orang lainnya, Adil Basuki baru dalam beberapa pemilu terakhir ini bersemangat untuk memberikan suara.

"Sekarang adalah era baru, jadi saya juga ikut merasa terlibat untuk berpartisipasi," katanya.

Di Australia, selain di Melbourne, pemungutan suara juga dilakukan di Sydney dan sekitarnya, Adelaide, Canberra, dan Brisbane, sementara di Australia Barat (Perth dan sekitarnya) dilaksanakan pada hari Minggu (6/7/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com