Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR Nilai Pemberitaan TV One Serangan yang Sangat Brutal

Kompas.com - 04/07/2014, 09:54 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto mengkritik pemberitaan TV One yang mengangkat isu komunisme menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014. Sidarto mengaku menolak suasana yang tidak kondusif akibat provokasi pemberitaan yang tidak berdasarkan fakta.

"Tindakan membohongi publik yang dilakukan pers tersebut jelas mencederai demokrasi dan tidak memberikan pendidikan politik yang sehat," ujar Sidarto dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (3/7/2014).

Sidarto yang juga politisi senior PDI Perjuangan itu mengatakan, pemberitaan TV One yang mengaitkan PDI-P dengan Komunis adalah serangan yang sangat brutal. Ia menilai TV One tidak menjaga independesinya dan mencederai jurnalisme yang seharusnya sehat dan beradab.

"Jurnalis-jurnalis TV One pastilah tahu dan paham betul bahwa komunis di banyak negara secara substansial telah berubah. Komunisme lebih merupakan bungkus semata. Tiongkok yang negara komunis pun telah bergeser menerapkan sistem pasar bebas dalam kebijakan ekonominya. Di Eropa Timur, komunisme tidak dapat tempat dalam sistem politik," kata Sidarto.

Sidarto menambahkan, jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia sebagai bangsa telah tumbuh dengan budaya demokratis, yang menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi nilai ketuhanan.

Karena itu, Sidarto menilai isu komunis yang diangkat TV One terlalu dipaksakan. Apalagi, kata dia, Partai Golkar dan Partai Demokrat juga pernah bertemu Partai Komunis China. Namun, informasi itu disembunyikan TV One.

Sidarto juga membantah jika calon presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut penganut paham komunis. "Joko Widodo adalah muslim yang taat beribadah dan pemimpin yang berkepribadian Indonesia, yang berkali-kali telah diperlihatkannya," kata Sidarto.

Sidarto meminta Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menindak anggotanya yang tidak mengindahkan Kode Etik jurnalistik. Ia juga meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjalankan fungsinya.

"Kita harus membangun demokrasi dengan lembaga penyiaran dan lembaga pers yang beradab. Aparat hukum dalam hal ini pihak Polri untuk menindak pelaku kebohongan yang menggunakan frekuensi milik publik," pungkasnya.

Sebelumnya, pihak TV One berencana menemui pengurus PDIP dalam waktu dekat untuk membicarakan masalah tersebut. General Manager Public Communication TV One, Raldi Doy mengatakan, pihaknya selalu terbuka untuk menerima masukan dan koreksi. Klarifikasi untuk tayangan yang menuai protes itu juga sudah dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com