Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Surat Terbuka Sedang Berlangsung di Negeri Ini

Kompas.com - 02/07/2014, 11:09 WIB
Catatan Kaki Jodhi Yudono

Belakangan banyak surat terbuka beredar di sosial media. Entahlah, apakah surat-surat itu dibuat berkenaan dengan situasi politik yang sedang berlangsung di negeri ini atau hanya memenuhi hajat ingin menulis.

Tapi rasanya, lantaran dibuat dan diumumkan di tengah-tengah situasi Pilpres, maka surat-surat itu tentu dibuat karena memang berkait dengan situasi politik yang sedang terjadi.

Dimulai dari surat terbuka yang dibuat oleh penulis AS Laksana yang ditujukan kepada politikus gaek Amin rais, yang isinya mengkritisi sikap pendiri Partai Amanat Nasional itu.

Inilah sebagian tulisan AS Laksana itu: Mula-mula saya mendengar ada satu orang di dalam kerumunan anak-anak muda mengajukan tebakan kepada teman-temannya dan ia menjawab sendiri tebakan itu, “Apa beda Amien Rais dan tahun kabisat? Tahun kabisat muncul empat tahun sekali, Amien Rais setahun lebih lambat, ia muncul lima tahun sekali.” Di media sosial maupun dalam perbincangan sehari-hari, saya sering membaca atau mendengar orang-orang menyebut anda sebagai Sengkuni. Itu seburuk-buruknya watak yang saya kenali dalam dunia pewayangan: ia penghasut, ia licik, ia menumbuh-suburkan watak angkara. Sebagian dari mereka yang meledek anda adalah para pemuda belia yang usianya mungkin belum genap 20 tahun.  

Beberapa minggu kemudian, muncul surat dari puteri Amin Rais yang ditujukan kepada Joko Widodo. Tentu saja, isinya mengkritisi calon presiden nomor urut dua itu. Puteri Amin rais itu mempertanyakan komitmen jokowi yang menurut dia sudah ingkar janji sebagai gubernur DKI.

Begini surat terbuka puteri Amin Rais yang bernama Tasniem Fauzia:
Yang terhormat bapak Jokowi, apakah menurut bapak, menurut hati nurani bapak yang paling terdalam, bapak mampu memimpin 250juta manusia dan rakyat Indonesia? Sedangkan tanggung jawab di Jakarta saja belum terpenuhi, Bapak malah mau mencoba mengemban tanggung jawab yang lebih berat lagi? apakah anda yakin MAMPU mengemban amanat 250 juta rakyat Indonesia yang kebanyakan masih kelaparan ini bapak? Saya mohon bapak bisa menggunakan hati nurani Bapak,pikiran jernih Bapak, bertanya kepada diri sendiri “Apakah saya mampu? Apakah saya punya kapabilitas untuk menjadi pemimpin dari tugas dan amanah yang tidak main-main ini?”

Sepekan kemudian, seorang yang mengaku bernama Achmad Room Fitrianto membalas surat puteri Amin rais itu. Ini kali, gantian anak itu mengkritisi puteri Amin Rais.

Achmad yang mengaku sebagai anak petani dan kini menempuh pendidikan doktoral di Perth, Australia menjawab seraya memberikan enam butir saran untuk bahan renungan Tasniem. Berikut isi tulisan Achmad dalam catatannya di akun Facebook:

Wahai Saudari Tasniem Fauzia Binti Amien Rais. Terimakasih atas surat terbukamu terhadap Bapak Jokowidodo calon presiden republik Indonesia.

Pertama menjawab pertanyaan sumpah, saya yakin karena sumpah beliau untuk bisa mengemban amanah pembangunan masyarakat yang lebih baik, menciptakan ruang ruang publik bagi masyarakat yang lebih baik tidak hanya di jakarta tapi juga rakyat Indonesia, itu mengapa beliau mau dan bersedia menerima mandat dari ketua umum PDI Perjuangan untuk menjadi calon presiden. Beliau tidak pernah mencalonkan diri atau mengiklankan diri sebelumnya. Saya yakin dalam perjalanan beliau memimpin jakarta 2 tahun terakhir ini efeknya sangat terasa meski perubahan itu tidak semudah membalikkan tangan, namun proses masih berjalan dan akan terus berjalan. proses perbaikan yang dirasakan masyarakat Jakarta inilah yang ingin juga dirasakan kami para warga yang tinggal di daerah, kami ingin mendapatkan efisiensi pelayanan publik sebagaimana mulai dijalankan di masa kepemimpinan beliau, Jokowi-Jusuf Kalla tidak akan sanggup tapi dengan dukungan iklas putra putra terbaik untuk melaksanakan semangat reformasi dan untuk menjadikan Indonesia Hebat saya yakin bersama kita bisa.

Setelah Achmad Room Fitrianto menjawab surat Tasniem, giliran Dian Paramita ikut menanggapi surat terbuka Tasniem. Dian mengaku adik kelas Tasniem saat duduk di bangku SMP 5 Yogyakarta. Saat itu Dian masih duduk di bangku kelas 1, dan Tasniem sudah kelas III. Pertemuan keduanya terjadi saat mengikuti ulangan umum. Keduanya duduk bersebelahan.

"Berulang kali saya ceritakan tentang sosok Mbak Tasniem yang saya kenal dan kagumi. Saya ceritakan ke ibu saya, ke teman-teman saya, ke siapapun jika sedang membicarakan anak pejabat. Karena Mbak berbeda dengan anak pejabat lainnya, saya bangga pernah mengenal Mbak Tasniem," kenangnya.

"Namun maaf Mbak, kekaguman saya buyar setelah membaca surat terbuka Mbak untuk Jokowi, 26 Juni 2014 lalu. Karena surat itu tidak seperti surat dari Mbak Tasniem yang saya kenal humble, sederhana, dan jujur. Jika saya berpikiran dangkal, tentu saja saya akan berfikir Mbak menulis itu karena Mbak adalah anak dari Amien Rais, pendukung Prabowo. Namun saya menahan diri untuk tidak berfikir seperti itu dulu".

Lalu ruang terbuka kita pun kian riuh dengan munculnya surat-surat terbuka lainnya. Ada seorang bernama Gita yang menyurati bapaknya yang memilih Prabowo. Begini antara lain isinya:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor, Jadi Saksi Karen Agustiawan

Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor, Jadi Saksi Karen Agustiawan

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Nasional
Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Nasional
Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Nasional
SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com