Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Jokowi Diminta Kampanye dengan Sejuk

Kompas.com - 25/06/2014, 20:16 WIB
Indra Akuntono

Penulis


PALEMBANG, KOMPAS.com — Juru Bicara Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 2014, Hasto Kristiyanto, meminta masyarakat pendukung Jokowi untuk tetap tertib dan tak melakukan tindakan yang dapat memicu kekerasan. Hal itu disampaikan Hasto menyusul terjadinya bentrok antarpendukung capres di Yogyakarta beberapa hari lalu.

"Sebaiknya pendukung dan relawan melaksanakan instruksi Pak Jokowi untuk tetap tenang, jaga suasana kampanye agar tetap sejuk, jauhkan segala bentuk kampanye hitam," kata Hasto, saat dijumpai di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (25/6/2014).

Hasto melanjutkan, pesan Jokowi telah sangat tepat bahwa musim kampanye pilpres harus dimanfaatkan sebagai bentuk kegembiraan politik. Bahkan lebih jauh, Hasto meminta seluruh relawan untuk menahan emosi meski Jokowi terus-menerus disudutkan dengan berbagai isu dan fitnah.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu justru menilai serangan yang ada merupakan bukti betapa besarnya figur seorang Jokowi. Atas dasar itu, ia semakin yakin kemenangan di pilpres nantinya akan didapatkan.

"Berbagai serangan itu tak akan menyurutkan langkah Jokowi. Rakyat diberi kemerdekaan sepenuhnya untuk ikut menentukan pemimpin yang merakyat dan memiliki jejak bersih," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, massa pendukung capres-cawapres Prabowo-Hatta dengan massa pendukung Jokowi-Jusuf Kalla terlibat aksi saling lempar batu di perempatan Ngabean, Kota Yogyakarta, Selasa (24/6/2014). Beruntung, bentrok tidak berlangsung lama karena petugas kepolisian yang sudah bersiaga berhasil menghalau massa.

Selain benturan fisik, suhu panas juga terjadi di antara dua kubu yang bertarung pada Pilpres 2014. Jokowi merasa ada pihak yang sengaja menggulirkan fitnah untuk merusak citra baiknya. Dalam keadaan tertentu, Jokowi menyatakan bakal memberi perlawanan dengan cara menempuh jalur hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Ungkap SYL Suka Marah jika Ia Masih Beli Tas

Istri Ungkap SYL Suka Marah jika Ia Masih Beli Tas

Nasional
Brimob Keliling Kejagung Disebut Rangkaian dari Penguntitan Jampidsus

Brimob Keliling Kejagung Disebut Rangkaian dari Penguntitan Jampidsus

Nasional
KPK Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Dugaan Korupsi di PT PGN

KPK Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Dugaan Korupsi di PT PGN

Nasional
KPK Panggil Pengacara Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

KPK Panggil Pengacara Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

Nasional
Kejagung Serahkan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus ke Propam Polri

Kejagung Serahkan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus ke Propam Polri

Nasional
Surya Paloh Disebut Tetap Meminta Organisasi Sayap Nasdem Lanjutkan Kegiatan yang Didanai Kementan

Surya Paloh Disebut Tetap Meminta Organisasi Sayap Nasdem Lanjutkan Kegiatan yang Didanai Kementan

Nasional
Menpan-RB Apresiasi Perbaikan Pelayanan Proses Bisnis Visa dan Itas Kemenkumham

Menpan-RB Apresiasi Perbaikan Pelayanan Proses Bisnis Visa dan Itas Kemenkumham

Nasional
Beda Keterangan SYL dan Istrinya soal Durian

Beda Keterangan SYL dan Istrinya soal Durian

Nasional
Kejagung: Jampidsus Dikuntit Anggota Densus 88 Fakta, Bukan Isu

Kejagung: Jampidsus Dikuntit Anggota Densus 88 Fakta, Bukan Isu

Nasional
Cuaca Arab Saudi Tembus 43 Derajat Celsius, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Gunakan Masker

Cuaca Arab Saudi Tembus 43 Derajat Celsius, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Gunakan Masker

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Saksi Golkar dari Ambon Hilang Kontak Jelang Terbang ke Jakarta

Sidang Sengketa Pileg, Saksi Golkar dari Ambon Hilang Kontak Jelang Terbang ke Jakarta

Nasional
Benarkan Isu Penguntitan, Jampidsus: Sudah Jadi Urusan Kelembagaan

Benarkan Isu Penguntitan, Jampidsus: Sudah Jadi Urusan Kelembagaan

Nasional
Bertambah, Kerugian Keuangan Negara Kasus Korupsi Timah Jadi Rp 300 Triliun

Bertambah, Kerugian Keuangan Negara Kasus Korupsi Timah Jadi Rp 300 Triliun

Nasional
Dukung Optimalisasi Bisnis Lewat Energi Terbarukan, Pertamina Hulu Rokan Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

Dukung Optimalisasi Bisnis Lewat Energi Terbarukan, Pertamina Hulu Rokan Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

Nasional
Wabendum Nasdem Ungkap Pernah Bertemu 3 Petinggi Partai di Kementan

Wabendum Nasdem Ungkap Pernah Bertemu 3 Petinggi Partai di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com