Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal "Obor Rakyat", Relawan Terbitkan "Jokowi adalah Kita"

Kompas.com - 15/06/2014, 09:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 32 kelompok relawan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menerbitkan tabloid "Jokowi adalah Kita". Hal itu guna menangkal 'black campaign' dari tabloid "Obor Rakyat" yang beredar di masyarakat.

Ketua Pusat Informasi Relawan (PIR) Jokowi-JK Martin Manurung menjelaskan, tabloid Jokowi-JK Adalah Kita tersebut akan diterbitkan pada Minggu (15/6/2014) ini dan sedikitnya akan dicetak 350.000 eksemplar.

"Tabloid ini akan didistribusikan langsung oleh seluruh relawan Jokowi-JK di Indonesia," ujarnya melalui siaran pers,  pagi ini.

Martin menjelaskan, edisi pertama tabloid itu berisi beragam artikel. Beberapa di antaranya adalah ringkasan visi dan misi Jokowi-JK yang terangkup dalam "Nawacita" atau 9 program kerja, Kampanye Hidup Sederhana, Prahara di Pusaran Koruptor dan Fitnah Korupsi Transjakarta.

“Jokowi berpesan, 'black campaign' dilawan dengan kampanye putih, yaitu memberitahu kepada masyarakat, dari pintu ke pintu tentang prestasi dan program kerja yang ditawarkan Jokowi-JK,” kata Martin.

"Kampanye hitam cenderung memecahbelah persatuan Indonesia, karena sudah menimbulkan kebencian Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan (SARA). Harus ditangkal," lanjut Martin.

Sebanyak 32 organisasi relawan yang bekerja sama dengan PIR Jokowi-JK, antara lain Pro Jokowi (Projo), Jokowi-Ahok Media Volunteer (Jasmev), Segera Jokowi-JK (Segera JJ), Kawan Jokowi, Satria Muda Jokowi, Sekretariat Nasional Muda (Seknas Muda) Aliansi Profesional Muda Pasar Modal Indonesia, dan Komunitas Kyai Kebangsaan.

Sebelumnya diberitakan, sebuah tabloid atas nama Obor Rakyat beredar di sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Isi tabloid itu yakni menghujat Jokowi-JK tanpa menyebut narasumber dan penulis berita.

Dalam tabloid dua edisi itu, berita utamanya mengangkat topik tentang "1001 Topeng Pencitraan. Di dalamnya penulis menyangkutpautkan Jokowi dengan kasus bus Transjakarta, kemudian disebut juga bahwa Jokowi pro maksiat dan sejumlah isu SARA.

Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Stanley Adi Prasetyo menegaskan bahwa tabloid Obor Rakyat bukan produk jurnalistik. Pihaknya siap membantu pihak yang dirugikan untuk menyeret oknum wartawan yang berkaitan ke ranah hukum. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com