Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Hukum Jokowi-JK Laporkan Jurnalis di Balik "Obor Rakyat" ke Polisi

Kompas.com - 12/06/2014, 17:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota tim hukum pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Alexander Lay, akan melaporkan oknum jurnalis yang diduga berada di balik beredarnya tabloid Obor Rakyat ke polisi. Laporan dibuat atas dasar pencemaran nam abaik dan kampanye hitam.

"Pekan depan kita laporkan ke Mabes Polri ya. Harinya belum tahu," ujarnya di Media Center JKW4P, No. 19, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2014).

Alex mengatakan, tim hukum akan membawa serta salah seorang dosen dari salah satu universitas Islam terkenal di Kabupaten Tangerang Selatan untuk menjadi saksi kasus tersebut. Tim hukum Jokowi-JK mendapatkan informasi bahwa oknum jurnalis tersebut menghubungi dosen tersebut melalui telepon. Oknum itu meminta dosen tersebut membuat sebuah artikel. Namun, tanpa sepengetahuan dosen itu, artikel "dipelintir" dan dimuat di tabloid Obor Rakyat.

Alex mengaku telah mengonfirmasi hal itu kepada dosen saksi. Saksi tersebut membenarkan telah mendapatkan telepon permintaan pembuatan artikel oleh oknum wartawan dari salah satu media massa di Jakarta. "Kita harap dia (dosen) mau bersaksi," kata Alex.

Alex bisa menebak oknum jurnalis itu bekerja atas perintah siapa. Namun, Alex belum mau mengungkapkan tokoh yang dimaksud. "Sayang, ini informasi off the record. Yang jelas, dia bukan mendukung Jokowi-JK karena menyerangnya membabi buta," kata dia.

Tabloid Obor Rakyat telah diterbitkan dalam beberapa edisi dan diedarkan di sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Isi tabloid itu menghujat Jokowi-JK tanpa menyebut narasumber dan penulis berita.

Dalam tabloid edisi kedua, berita utamanya mengangkat topik tentang "1001 Topeng Pencitraan". Di dalamnya, penulis menyangkutpautkan Jokowi dengan kasus bus transjakarta, kemudian disebut juga bahwa Jokowi promaksiat dan sejumlah isu suku, agama, ras, dan antaragolongan.

Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Stanley Adi Prasetyo menegaskan bahwa tabloid itu bukan produk jurnalistik. Dewan Pers siap membantu pihak yang dirugikan untuk menyeret oknum wartawan yang berkaitan ke ranah hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com