JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Komisi Pemilihan Umum Hadar Nafis Gumay mengatakan, ia mendapat laporan bahwa akun Facebook-nya masuk dalam beberapa grup dukungan kepada calon presiden RI Joko Widodo. Ia mengaku tidak tahu mengenai hal tersebut sebelumnya.
"Kayaknya ada yang niat ngacau-ngacau media sosial. Ada yang lihat saya di (grup) Jokowi. Waduh iya ya? Saya nggak tahu kalau saya punya banyak grup (Facebook) ternyata," ujar Hadar di Hotel Oria, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Ia mengaku ada yang menyodorkan bukti tersebut kepadanya. Setelah membuka akun Facebook pribadinya, ia sempat kaget saat menemukan banyak grup di akunnya, bahkan tidak hanya grup dukungan untuk Jokowi.
"Ada grup dagang komputer. Entah grup apa, di daerah mana. Banyak. Kok bisa?" ujarnya heran.
Setelah itu, Hadar meminta ahli informatika untuk menjelaskan hal tersebut. Ia khawatir secara tidak sengaja masuk ke dalam grup-grup tersebut. Ternyata, untuk masuk grup di Facebook, ada tiga cara, antara lain, pertama, jika grup tersebut terbuka, tidak perlu di-approve oleh diri kita, sebagai admin. Secara otomatis langsung masuk dengan cara diundang oleh orang yang sudah berteman. Kemudian, ada juga grup, yang meskipun kita diundang, harus disetujui oleh admin.
Menurut dia, grup-grup yang terdaftar namanya ini bersifat terbuka. Ia pun segera membereskan grup di akunnya tersebut. "Saya kan banyak teman. Rupanya dia pada ngajakin saya masuk grup itu, dan saya nggak tahu. Akhirnya, saya bersihin saja, tidak ada gunanya," lanjutnya.
Saat Pilkada Gubernur Jawa Barat, Hadar menambahkan, ia juga masuk grup dukungan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki. Ia mengklarifikasi bahwa ia sebenarnya tidak menginginkan untuk masuk grup tersebut.
"Walaupun saya kenal Teten, dimasukkin grup itu waktu pemilukada di Jabar. DPRD DKI-lah segala macem. Nggak mungkin saya gitu, dari zaman lalu. Ngapain saya masuk-masuk gitu," ujarnya.
Hadar juga menyebutkan, ia memang ingin mencermati, tetapi ia tidak sampai ingin masuk ke dalam grup tersebut. Ia pun mengklarifikasi bahwa ia diundang temannya, yakni anggota DPR, caleg, ataupun pendukungnya.
"Jadi, hati-hati teman-teman juga dimasukkin ke grup," tutupnya, yang disambut tawa wartawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.