Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo dengan Hatta Berbeda Pemikiran dalam Hal Ini

Kompas.com - 10/06/2014, 22:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat politik, Ray Rangkuti, memiliki kesan ada tiga hal pada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang kontradiktif. Hal itu terlihat dalam acara debat kandidat atau dari segi dukungan politiknya.

Dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2014), Ray mengaku setidaknya ada tiga topik dalam acara debat kandidat kemarin yang mengesankan perihal kontradiktif kedua tokoh tersebut.

"Pertama, secara umum, apa yang dilontarkan Prabowo, ada kesan bahwa ia ingin kembali ke UUD 1945 yang asli, sementara Hatta Rajasa kan salah satu motor amandemen UUD 1945," ujar Ray.

Kedua, ujar Ray, yakni saat Prabowo bertanya kepada Jokowi soal pemilihan kepala daerah di Indonesia dapat menggunakan pemilihan langsung atau dilakukan DPRD. Menurut Ray, ada kesan Prabowo tidak terlalu happy dengan pemilihan umum secara langsung.

"Lagi-lagi itu kontradiktif dengan Hatta Rajasa. Sejak dulu, Hatta yang berasal dari PAN (Partai Amanat Nasional) adalah motor pilkada secara langsung," lanjut Ray.

Yang ketiga, lanjut Ray, soal manuver politik yang dilakukan oleh pasangan nomor urut satu tersebut. Dalam debat kandidat, Prabowo mengatakan bahwa tidak ada toleransi atas munculnya gerakan radikal di Indonesia.

"Tapi, yang terjadi di mereka, salah satu ormas pendukung mereka adalah gerakan yang identik dengan kelompok radikal, FPI," ujar Ray. "Ini bisa berpotensi mereka berdua berbeda pendapat jika terpilih menjadi presiden serta wakil presiden nanti," ujar Ray.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com