Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Turun Derajat Ical 'Berantem' sama 'Anak Kecil'"

Kompas.com - 31/05/2014, 08:09 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Fahmi Idris, politisi senior Partai Golkar, menilai derajat Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) turun karena harus melawan sejumlah kader muda Golkar yang memutuskan mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014.

"Turun derajat (jika) Ical 'berantem' sama anak kecil (kader muda)," kata Fahmi seusai menghadiri acara deklarasi Relawan Hijau Hitam Nusantara Pro Joko Widodo dan Jusuf Kalla, di Jakarta, Jumat (31/5/2014), seperti dikutip Antara.

Pernyataan Fahmi itu menyusul adanya sejumlah kader Golkar yang dimotori kader muda untuk mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) dalam Pilpres 2014. Keputusan tersebut berbeda dengan keputusan DPP Golkar yang mendukung pencalonan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Menurut Fahmi, perbedaan pendapat juga pernah terjadi di tubuh Partai Golkar dalam Pemilu 2004 saat kader Golkar terpisah menjadi dua kubu, pro-Megawati Soekarnoputri dan pro-Jusuf Kalla.

"Tapi, kala itu 'berantem'-nya sama orang-orang yang setara. Kalau sekarang Ical dengan anak-anak muda," kata Fahmi.

Fahmi Idris merupakan satu dari sejumlah kader Golkar yang tidak mengikuti instruksi DPP Golkar untuk mendukung Prabowo-Hatta. Fahmi menyebut kader Golkar yang saat ini mendukung Jokowi-JK adalah kader kunci yang dimotori kader muda Golkar.

Keputusan kader-kader ini mendukung Jokowi-JK, kata Fahmi, telah membuat DPP Golkar risau karena mereka sangat berpotensi untuk membawa gerbong kereta Golkar yang cukup panjang.

"Kader-kader Golkar ini (yang mendukung Jokowi-JK) akan membawa kereta yang sangat panjang. DPP sangat tahu itu, makanya mereka marah sekali waktu tahu kami mendukung Pak JK," katanya.

Dia menyinggung pernyataan Prabowo yang menyampaikan bahwa Golkar penentu kemenangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014. Namun, menurutnya, Prabowo tidak tahu peta suara akar rumput Golkar.

"Dia tidak tahu akar rumput Golkar. Saya sudah lama berkecimpung di Golkar, sangat tahu bagaimana memenangkan medan-medan basis massa Golkar di daerah," kata Fahmi.

Sementara itu, terkait keputusan Fraksi Partai Golkar merotasi sejumlah kader di DPR yang mendukung pasangan Jokowi-JK, Fahmi menyesalkan hal itu. Rotasi tersebut dinilai hanya akan merendahkan wibawa DPP Golkar.

"Tapi saya kira hanya sebatas rotasi atau diminta mundur dari jabatan saja, tidak akan sampai dipecat seperti zaman dulu karena DPP Golkar sekarang tampaknya lebih cerdas," ujar Fahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com