Saat itu ia memilih Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono karena politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla yang maju menjadi calon wakil presiden. "Dulu, Pemilu 2004 saya pilih SBY karena ada JK. Sekarang juga," ujar Andi saat menghadiri diskusi "Jokowers" di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2014).
Menentang keputusan partai bukan pertama kalinya dilakukan Andi. Ia mengatakan, pada Pemilu 2004 dirinya juga "berpaling" dari keputusan Partai Golkar yang sepakat mendukung pasangan Wiranto dan Salahuddin Wahid.
"Saya menentang dan putuskan dukung SBY dengan catatan. Saya minta dua hal penting," kata Andi.
Saat itu, Andi meminta pemerintah memperhatikan kepentingan anak muda. Tidak sekadar uang, pungkas Andi, tetapi bagaimana meniru cara Soekarno membimbing anak muda, membawanya ke Istana Bogor, serta berbincang banyak mengenai pandangan dan konflik anak muda.
Selain itu, Andy juga meminta SBY membuat suatu sistem yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bantuan sosial. Menurut dia, lemahnya sistem administrasi di Indonesia disebabkan sistem pendataan yang juga lemah.
"Saya juga minta single identity number, e-KTP sekarang. Ini harus diselesaikan," ujar Andi. Namun, Andi mengaku kecewa karena permintaannya tidak dapat terwujud dengan baik. Setelah itu, ia enggan memilih Ketua Umum Partai Demokrat itu lagi. "Lima tahun pertama kami maafkan, selanjutnya rakyat memberi hukuman yang tegas pada SBY," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.