Menurut Khoirul, dukungan secara pribadi secara tidak langsung akan membawa gerbong organisasi NU karena sebagian besar masyarakat NU belum mampu membedakan mana sikap pribadi pengurus dan organisasi NU. Fanatisme kepada figur atau tokoh NU adalah sebagai bukti masyarakat NU belum bisa membedakan sikap pribadi dan organisasi.
"Jika hal ini sampai terjadi, GPNU meminta kepada Rais Am PBNU agar memberikan peringatan kepada elite PBNU yang melenceng," katanya.
GPNU meminta PBNU memberikan sanksi kepada pengurus NU dari tingkat pengurus besar, wilayah, hingga cabang serta ranting, termasuk Badan Otonom (Banom) NU yang terlibat menjadi tim sukses kandidat presiden. "Memublikasikan dukungan secara pribadi sama persis dengan mengampanyekan salah satu kandidat," ujarnya.
Ia menuturkan, NU mempunyai kewajiban untuk selalu mengayomi semua pihak, terutama kepada kader-kader terbaiknya yang ikut meramaikan demokrasi dalam pilpres mendatang. Meski begitu, NU seharusnya bersikap netral. "Siapa pun yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden mendatang harus didukung agar dapat bekerja secara optimal dalam mengemban amanat rakyat," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.