Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Saya Bekas Ketum Golkar, Kenapa Mesti Pilih Ketua-ketua Lain?

Kompas.com - 20/05/2014, 12:41 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Bakal calon wakil presiden Jusuf Kalla yakin mampu memecah suara Partai Golkar dalam pemilu presiden mendatang. Ia menyatakan itu karena merasa masih menjadi tokoh yang dihormati oleh kader partai tersebut.

"Saya kan bekas Ketum Golkar, kenapa mesti pilih ketua-ketua yang lain?" kata Kalla saat hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemenangan Jokowi-Kalla di Pilpres 2014 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Kalla menegaskan, dirinya masih menjadi bagian dari Partai Golkar. Ia juga merasa tak melanggar amanat Partai Golkar yang memberikan mandat pada Aburizal Bakrie untuk menjadi capres atau cawapres.

"Pilpres ini pilihan-pilihan terhadap figur, bukan partai. Jadi tidak ada yang salah," ujar mantan Wakil Presiden itu.

Menurut dia, semua kader Partai Golkar memiliki hak untuk memilih pasangan capres/cawapres yang sesuai dengan hati nuraninya. Kalla tak sepakat jika ada internal Golkar yang meminta kader-kadernya mendukung salah satu pasangan capres/cawapres.

"Orang tidak bisa diatur buat partai, teman-teman di Golkar tentu boleh punya pilihan mana yang lebih baik," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menginstruksikan semua kader Golkar untuk memilih pasangan capres/cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, setelah dirinya tidak bisa maju dalam Pilpres 2014. Prabowo adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, sementara Hatta adalah Ketua Umum PAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panja Revisi UU Penyiaran Sebut Tak Ada Tendensi Membungkam Pers, RUU Belum Final

Panja Revisi UU Penyiaran Sebut Tak Ada Tendensi Membungkam Pers, RUU Belum Final

Nasional
Purnawirawan TNI AL Ketahuan Pakai Pelat Dinas Palsu di Bandara Soekarno-Hatta

Purnawirawan TNI AL Ketahuan Pakai Pelat Dinas Palsu di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
4 Terdakwa Kasus Pembangunan Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Tuntutan

4 Terdakwa Kasus Pembangunan Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Tuntutan

Nasional
KPK Ajukan Kasasi dalam Kasus Advokat Stefanus Roy Rening

KPK Ajukan Kasasi dalam Kasus Advokat Stefanus Roy Rening

Nasional
Ubah Pernyataan, Ketua KPU Kini Sebut Caleg Terpilih Harus Mundur jika Maju Pilkada

Ubah Pernyataan, Ketua KPU Kini Sebut Caleg Terpilih Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Revisi UU MK Dinilai Cenderung Jadi Alat Sandera Kepentingan, Misalnya Menambah Kementerian

Revisi UU MK Dinilai Cenderung Jadi Alat Sandera Kepentingan, Misalnya Menambah Kementerian

Nasional
Didampingi Gibran, Prabowo Bertolak ke Qatar Usai Temui Presiden MBZ di UEA

Didampingi Gibran, Prabowo Bertolak ke Qatar Usai Temui Presiden MBZ di UEA

Nasional
Grace Natalie Bertemu Jokowi, Diberi Tugas Baru di Pemerintahan

Grace Natalie Bertemu Jokowi, Diberi Tugas Baru di Pemerintahan

Nasional
Anggap Hukuman Terlalu Ringan, KPK Banding Putusan Sekretaris MA Hasbi Hasan

Anggap Hukuman Terlalu Ringan, KPK Banding Putusan Sekretaris MA Hasbi Hasan

Nasional
Masuk Prolegnas Prioritas Tak Bisa Jadi Dalih DPR Diam-diam Revisi UU MK

Masuk Prolegnas Prioritas Tak Bisa Jadi Dalih DPR Diam-diam Revisi UU MK

Nasional
Diam-diam Revisi UU MK, DPR Dianggap Kangkangi Aturan

Diam-diam Revisi UU MK, DPR Dianggap Kangkangi Aturan

Nasional
Ketua BPK Bungkam Ditanya soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 Miliar ke Kementan

Ketua BPK Bungkam Ditanya soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 Miliar ke Kementan

Nasional
7 Anggota LPSK 2024-2029 Ucapkan Sumpah di Hadapan Jokowi

7 Anggota LPSK 2024-2029 Ucapkan Sumpah di Hadapan Jokowi

Nasional
Komentari RUU Penyiaran, Mahfud: Keblinger, Masak Media Tak Boleh Investigasi?

Komentari RUU Penyiaran, Mahfud: Keblinger, Masak Media Tak Boleh Investigasi?

Nasional
Modifikasi Cuaca Akan Dilakukan untuk Kurangi Intensitas Hujan di Sumbar

Modifikasi Cuaca Akan Dilakukan untuk Kurangi Intensitas Hujan di Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com