"Pembicaraan PKB dan PDI-P sudah semakin intensif. Sudah ada kesamaan pandangan akan upaya membangun bangsa ke depan, ada kesamaan visi dan misi, dan juga program," ucap Marwan saat dihubungi, Minggu (27/4/2014).
Dalam waktu dekat, lanjutnnya, PKB dan PDI-P akan melakukan deklarasi sambil menunggu hasil penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum. Marwan belum bisa memperkirakan waktunya. Dia juga menuturkan partainya tidak terpaku pada "Jumat Suci" yang belakangan digaungkan PDI-P untuk mengumumkan bakal calon wakil presiden bagi bakal calon Presidennya, Joko Widodo.
Saat ditanyakan soal kompensasi yang diterima PKB untuk berkoalisi dengan PDI-P, Marwan menegaskan partainya tak berbicara soal bagi-bagi kursi. Dia juga mengaku PKB tak mempersoalkan siapa pun bakal calon wakil presiden yang akan dipilih PDI-P nantinya.
"Mau Jusuf Kalla oke, Ryamizard juga tak ada masalah, kalau Mahfud MD juga oke. Kita enggak masalah siapa pun dipilih," imbuh anggota Komisi V DPR itu.
Dinamika politik nasional pasca-pelaksanaan pemilu legislatif makin dinamis. Berdasarkan hasil hitung cepat, tak ada partai yang mampu mengusung capres-cawapres sendiri. Sejauh ini, PDI-P telah menjalin komunikasi politik dengan banyak partai, di antaranya Golkar, PKB, dan Nasdem. Namun, baru Nasdem yang secara tegas siap merapat ke PDI-P dan mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2014. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo mengungkapkan optimismenya soal kerja sama politik dengan PKB.
"PKB kan koncone banteng. PKB dan Ibu Mega kan sejalan," ujar Tjahjo saat ditemui wartawan di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014) siang.
Sejumlah petinggi partai, misalnya Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Puan Maharani dan bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo, kata Tjahjo, telah melaksanakan pertemuan dengan PKB. Namun, dia enggan menjelaskan update terkini komunikasi tersebut.
"Yang jelas, kami tidak bicarakan itu (bagi-bagi) kursi. Yang kita bicarakan, bagaimana pemerintahan ke depan supaya kuat dan solid. Itu saja," lanjut Tjahjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.