Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diusulkan Jadi Cawapres, SBY Merasa Dilecehkan

Kompas.com - 26/04/2014, 19:32 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa dilecehkan dengan usulan sebagian pihak agar dirinya kembali maju di pemilu presiden 2014 sebagai calon wakil presiden. Menurut SBY, usulan yang disampaikan pihak-pihak tertentu itu hanya ingin memperolok-olok dirinya.

"Ada pihak-pihak tertentu yang ingin memperolok-olok saya, melukai hati saya, melecehkan, sudah suruh jadi wakil presiden saja SBY. Memang ada di negeri ini kebahagiaanya memperolok dan melukai hati orang lain," kata SBY dalam wawancara yang diunggah di YouTube SBY.

Hal itu dikatakan SBY ketika dimintai tanggapan usulan dirinya maju sebagai cawapres di Pilpres 2014. Pasalnya, sesuai konstitusi, SBY tak bisa lagi maju sebagai capres lantaran sudah dua kali menjabat.

Di sisi lain, SBY menilai ada juga pihak yang serius berharap dirinya bisa maju sebagai cawapres. SBY tidak melihat ada niat yang bersangkutan untuk menghinanya. Alasannya, kata SBY, jika dirinya mau menjadi wapres, dengan segala pengalaman yang dimiliki, maka bisa membantu presiden yang baru sehingga pemerintahan akan berjalan lebih baik.

"Tidak lah, tentu tidak. Andai kata saya bisa maju untuk ketiga kalinya (sebagai presiden), tidak dilarang konstitusi dan undang-undang yang berlaku, saya pun mengatakan tidak akan maju lagi. Saya sudah bicara dari hati kehati dengan istri dan anak-anak saya, semua sepakat bahwa 10 tahun bisa memimpin negeri ini sudah merupakan syukur kepada Allah SWT," ucap SBY.

Berbagai pihak sempat melontarkan usulan agar SBY maju sebagai cawapres dengan berbagai alasan. Seperti Sekjen PPP Romahurmuziy. Ia berpendapat, jika SBY maju sebagai cawapres, maka bisa mengalahkan tiga kekuatan besar yang akan bersaing dalam pilpres mendatang, yakni bakal capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo, bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dan bakal capres Golkar Aburizal Bakrie.

Sebelumnya, usulan serupa pernah dilontarkan mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum. Tak jelas pihak mana yang dianggap SBY melakukan penghinaan dan menyampaikan usulan serius.

Berikut video pernyataan Presiden Yudhoyono di Youtube.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com