"Jika benar muktamar dipercepat, efeknya adalah kemungkinan terpecahnya perhatian kalangan PPP terhadap rencana koalisi dengan persiapan menuju muktamar," kata Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti, saat dihubungi, Kamis (24/4/2014).
Ray berpendapat konsolidasi internal PPP belum berjalan optimal sehingga muktamar akan terlalu dipaksakan bila tetap dipercepat pelaksanaannya. Kalaupun muktamar memang akan dipercepat, dia mengatakan perhatian kader dan pengurus partai ini akan lebih banyak tersedot ke sana alih-alih menyiapkan koalisi.
Bila benar demikian, ujar Ray, negosiasi PPP akan lemah dalam pembentukan koalisi. "Jika sudah dalam kondisi begitu, saya pribadi mendorong dan menilai PPP lebh condong memilih di luar koalisi," kata Ray.
Jadi oposisi
Ray pun berpendapat barangkali sudah saatnya bagi PPP untuk memulai tradisi fokus menjadi oposisi daripada selalu mencari jalan menuju kekuasaan. Dengan begitu, kata dia, akan ada dua keuntungan sekaligus yang dapat diraih PPP.
Keuntungan pertama, sebut Ray, partai ini tak perlu terpecah karena perbedaan dorongan koalisi. "Yang dibutuhkan PPP sekarang adalah waktu pemulihan. Menjauhkan diri dari perbincangan koalisi dapat menjadi obat bagi pemulihan partai," ujar dia.
Kedua, sebut Ray, PPP dapat berkonsentrasi penuh melaksanakan muktamar jika benar disepakati untuk dipercepat pelaksanaannya. Bahkan, imbuh dia, masih ada kemungkinan tambahan keuntungan ketiga yakni peluang peningkatan suara pada Pemilu 2019. "Sekarang kita melihat ada tren suara oposisi meningkat dan sebaliknya suara partai dari koalisi menurun. Mungkin saran ini berguna bagi PPP," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.