JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan akan terus bersama Partai Demokrat dan tetap mengikuti proses konvensi calon presiden Partai Demokrat hingga tuntas. Dahlan juga akan tetap patuh pada Partai Demokrat dan tak melakukan manuver meski tak akan diajukan sebagai calon presiden.
"Sepanjang masih terikat konvensi, tidak akan melakukan manuver apa pun, dengan siapa pun, karena saya merasa masih terikat dengan Demokrat," ujar Dahlan di kompleks kantor kepresidenan, Selasa (22/4/2014).
Dahlan menampik bahwa pelaksanaan konvensi tidak jelas. Menurutnya, masih ada waktu bagi Partai Demokrat untuk menyelesaikan terlebih dulu konvensi. Pada akhir pekan ini, konvensi akan kembali dimulai setelah vakum selama pelaksanaan pemilu legislatif lalu. Tahapan konvensi sudah mencapai debat akhir.
Terkait persiapannya dalam menghadapi debat akhir itu, Dahlan mengaku hanya mengikuti tahapan yang disiapkan. Dia tidak berambisi untuk dipilih oleh Partai Demokrat sebagai calon presiden.
"Konvensi diteruskan ikut, tidak diteruskan, ikut. Dipilih ikut, tidak dipilih ikut. Jadi capres ikut, tidak jadi capres ikut. Jadi cawapres ikut, tidak jadi cawapres ikut, tidak dicalonkan apa-apa juga ikut," katanya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan bahwa pelaksanaan konvensi calon presiden Partai Demokrat akan dilanjutkan hingga menghasilkan pemenang. Keputusan ini diambil setelah digelar rapat antara Majelis Tinggi Demokrat dan Komite Konvensi di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Selasa (15/4/2014) malam.
"Hasil rapat tadi, konvensi akan tetap diteruskan. Tanggal 26 April akan dilakukan debat di Jakarta," ujar Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni saat dihubungi, Selasa malam.
Setelah pelaksanaan debat terakhir di Jakarta, komite akan melakukan survei dengan menggandeng lembaga survei. Hasil survei itu akan menjadi pertimbangan Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk memilih 1 pemenang di antara 11 peserta konvensi. Maftuh mengatakan, pemenang konvensi adalah capres yang diusung Partai Demokrat.
"Kami hanya bertugas untuk menyiapkan capres. Kalau umpamanya Demokrat terkendala tidak bisa sampai 20 persen sekarang ini, bisa berkoalisi dengan yang lain," kata mantan Menteri Agama itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.