Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat : PKB Tak Lagi Hitung "Rhoma Effect"

Kompas.com - 14/04/2014, 07:21 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedangdut Rhoma Irama tak lagi diperhitungkan sebagai bakal calon presiden oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Para pemilih partai itu dalam pemilu legislatif diperkirakan akan memilih Joko Widodo dalam pemilu presiden.

"Dalam konteks capres, pemilih PKB saat ini mendukung Jokowi. Jadi 'Rhoma Irama effect' tidak relevan lagi. Karena itu Rhoma tidak diperhitungkan," kata Direktur Riset Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, di Jakarta, Minggu (13/4/2014).

Karenanya, Djayadi berpendapat sudah tak relevan pula PKB tetap mendengung-dengungkan Rhoma sebagai bakal capres dari partai itu. Dia pun berpendapat selama ini nama Rhoma disebut-sebut sebagai bakal calon presiden dari PKB adalah semata untuk mengamankan suara partai itu di basis tradisional Nahdlatul Ulama.

Demikian juga, imbuh Djayadi, peran penyebutan nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai kandidat-kandidat yang diincar menjadi bakal calon presiden dari PKB sebelum pemungutan suara untuk pemilu legislatif.

"Fungsi JK mengamankan massa NU untuk tidak pergi ke Golkar karena NU di Jatim 50 persen pergi ke Demokrat. Mereka lalu mengambilnya lewat Rhoma, Mahfud, JK. Mengandangi massa NU supaya tidak ke Golkar," ucap Djayadi.

Ketua DPP PKB Marwan Jafar sebelumnya mengatakan bahwa PKB mengajukan nama bakal calon wakil presiden kepada partai-partai nasionalis yang melamar PKB untuk bergabung dalam koalisi pemilihan presiden. Sejauh ini PKB telah berkomunikasi dengan PDI-Perjuangan, Partai Demokrat, dan Gerindra.

Menurut Marwan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar adalah calon kuat cawapres PKB. Marwan mengatakan memang ada desakan di internal partainya untuk mengusung Muhaimin menjadi bakal calon wakil presiden.

Mengenai tiga tokoh yang selama ini digadang-gadang PKB sebagai calon presiden, Marwan mengatakan bahwa partainya tetap menghormati para tokoh tersebut. Kendati demikian, lanjut dia, PKB tidak pernah menempatkan mereka sebagai bakal calon presiden. Sejak awal, kata dia, tiga nama tersebut disiapkan untuk maju sebagai bakal calon presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com