Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Juga Desak Megawati Jelaskan Perjanjian Batu Tulis

Kompas.com - 07/04/2014, 17:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal perjanjian Batu Tulis antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra pada Pemilu Presiden 2009 kembali membuat hangat perseteruan kedua partai itu.

Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi sepakat dengan Presiden SBY. Bahkan, Suhardi mendesak agar Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjelaskan perjanjian itu ke publik. Menurut Suhardi, perjanjian itu masih berlaku hingga saat ini.

"Kami merasa itu masih berlaku," kata Suhardi seusai acara doa bersama pimpinan partai politik dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj di Jakarta, Senin (7/4/2014).

Dia berpendapat, Megawati harus buka suara karena sejumlah elite Partai Gerindra sudah angkat bicara soal perjanjian itu. Elite Partai Gerindra yang dimaksud Suhardi adalah Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Dewan Pembina Hashim Djojohadikusumo.

Di dalam perjanjian Batu Tulis terdapat poin yang menyebutkan bahwa Megawati mendukung Prabowo sebagai capres pada Pemilu 2014. Menurut Suhardi, jika PDI-P menilai perjanjian itu sudah tak berlaku lagi, sebaiknya dua partai ini membuat pertemuan kembali. Hingga kini, kata Suhardi, belum ada komunikasi dari PDI-P.

"Kalau ada perjanjian yang dibatalkan sepihak, seharusnya bisa disampaikan secara baik," ujarnya.

Meski PDI-P dan Partai Gerindra tengah memanas, Suhardi menyatakan bahwa partainya tetap membuka peluang berkoalisi dengan PDI-P. Pasalnya, kedua partai dianggap memiliki ideologi yang sama dalam mengusung ekonomi kerakyatan.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan Biro Pers Kepresidenan, SBY mengomentari soal perseteruan antara kubu Megawati dan Prabowo. Perseteruan itu muncul setelah Megawati menetapkan Joko Widodo sebagai bakal capres PDI-P.

Awalnya, SBY mengatakan bahwa lebih bagus jika dirinya tidak berkomentar. Pasalnya, Megawati yang bisa menjelaskan perihal tuduhan ingkar janji itu. Belakangan, SBY menyarankan Megawati untuk memberikan penjelasan kepada publik.

"Kalau Pak Prabowo berkata seperti itu, berikanlah penjelasan yang gamblang kepada pubik. Dengan demikian, rakyat mendengarkan informasi yang benar. Saya harus berhenti di situ karena itu yang paling baik bagi saya dan tentu paling baik bagi rakyat untuk mendengarkan apa yang sesungguhnya terjadi," ucap SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com