Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarung Seru Segitiga

Kompas.com - 04/04/2014, 07:54 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Demokrat akan bertarung seru di Jawa Timur. Sejumlah tokoh ketiga partai politik tersebut telah menyatakan akan menang di salah satu provinsi terpadat di Indonesia itu. Berbagai alasan disampaikan sebagai argumen mereka.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ingin mengembalikan dominasi perolehan suara di Jawa Timur dalam Pemilu Legislatif 2014 sebagaimana pernah dicapai tahun 2004 dan 1999. Target itu dinilai realistis karena Jawa Timur merupakan kantong Nahdlatul Ulama, organisasi induk yang melahirkan partai itu sekaligus menjadi basis pendukung tradisionalnya.

”Dari survei internal, kami optimistis bisa mengembalikan dukungan basis tradisional dan pemilih fanatik kepada PKB. Dukungan itu berkurang pada tahun 2009 karena menyebar ke beberapa partai, terutama Partai Demokrat,” kata Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPP PKB Saifullah Ma’shum, di Jakarta, Kamis (3/4).

Pada Pemilu 1999 dan 2004, PKB memperoleh kursi terbanyak di Jawa Timur, yaitu 23 kursi. Namun, pada Pemilu 2009, partai ini kehilangan 10 kursi sehingga hanya bisa mengumpulkan 13 kursi. Saat itu, Partai Demokrat unggul dengan menyedot suara dari partai-partai lain, termasuk dari PKB.

”Pada Pemilu 2009, sebagian suara PKB beralih ke Demokrat. Ketika perolehan Demokrat naik di satu daerah pemilihan (dapil) tertentu, suara PKB menurun di situ. Nah, sekarang kami akan mengambil kembali suara kami yang parkir di partai lain, terutama Demokrat, agar kembali ke kampung halaman,” katanya.

Dari 11 dapil di Jawa Timur, lima dapil ditargetkan bisa menyumbang masing-masing tiga kursi. Lima dapil lagi menyumbang masing-masing dua kursi, sementara satu dapil diperkirakan hanya akan memberikan satu kursi. Jadi, totalnya diharapkan berjumlah 26 kursi.

Saifullah Ma’shum menengarai, salah satu kendala bagi tercapainya target PKB di Jawa Timur adalah kemungkinan adanya kecurangan saat pemungutan suara dan rekapitulasi suara. Itu rentan terjadi di tengah persaingan ketat dalam pemilu dengan sistem proporsional terbuka, di mana pemenangnya adalah caleg yang meraih suara terbanyak.

”Untuk mengantisipasi kecurangan, mari kita sama-sama mengawasi proses pemilu. Kalau tak ada kecurangan, kami bisa menang di Jawa Timur,” katanya.

Namun, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) percaya bahwa PDI-P dapat unggul atau terdepan dalam perolehan suara.

”Di Jatim, PDI-P lumayan leading,” kata calon anggota legislatif PDI-P dari dapil 6 Jawa Timur, Eva Kusuma Sundari. Namun, di beberapa tempat, PDI-P harus bersaing ketat dengan Partai Demokrat. Dapil 6 meliputi Tulungagung, Blitar, dan Kediri.

Sebagai gambaran, lanjut Eva, di dapil 7, yang meliputi Ngawi, Magetan, Pacitan, dan Ponorogo, caleg dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, lumayan berpengaruh. Namun, PDI-P memiliki potensi meraih kenaikan suara.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo mengatakan, dari hasil survei internal dan laporan di daerah, posisi PDI-P bersaing ketat dengan PKB.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Soekarwo yang dihubungi di Surabaya, Jawa Timur, kemarin, mengatakan, ”Demokrat menyadari, penurunan suara pemilih akan terjadi, tetapi tidak akan terlampau tajam.”

Tahun 2014, kata Soekarwo, Partai Demokrat berupaya keras mempertahankan loyalitas pemilihnya dengan menunjukkan berbagai program keberhasilan yang diraih rakyat Jawa Timur, seperti solusi-solusi serius dalam mencapai kemandirian pangan dan kebijakan energi. Tentu, dalam pelaksanaannya, ada saja yang merasa belum meraih hasil memuaskan.

Menurut Soekarwo, perolehan suara Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2014 agaknya tidak bisa mencapai seperti Pemilu 2009. Keberadaan caleg tidak sepenuhnya mampu mengangkat elektabilitas. Karena itu, keberadaan tokoh lokal sebagai caleg menjadi kunci utama untuk memperkuat bahkan meningkatkan suara kalangan akar rumput. Apalagi, kini ada rontokan dari partai lain yang bisa diincar Demokrat untuk menambah suara.

Sementara itu, kemarin, kampanye Partai Gerindra di Lapangan Bola Kawang, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, menjadi semarak karena kedatangan juru kampanye nasional Zannuba Arifah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid. Sebab, dalam kampanye itu hadir pula sekelompok ibu Muslimat Nahdlatul Ulama dan Fatayat Nahdlatul Ulama yang mengelukan putri almarhum KH Abdurrahman Wahid tersebut.

Yenny Wahid yang datang bersama suaminya, Dhohir Farisi, minta kepada kader dan calon anggota legislatif dari Partai Gerindra supaya menyingsingkan lengan baju. (IAM/FER/OSA/SIR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Nasional
PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

Nasional
Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com