Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Profesional Favoritkan Basuki, Hatta, dan Sri Mulyani sebagai Cawapres Jokowi

Kompas.com - 03/04/2014, 18:20 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi tokoh paling difavoritkan sebagai calon wakil presiden mendampingi bakal calon presiden Joko Widodo. Kandidat lain yang dianggap pantas menjadi cawapres adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa serta mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Demikian hasil survei Populi Center terhadap 1.200 orang profesional bidang ekonomi di Jakarta. Dalam survei itu, para responden menilai tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan kriteria Jokowi karena mengerti makro-ekonomi dan politik. Survei dikerucutkan pada bakal capres Jokowi karena responden merupakan warga yang bekerja di Jakarta dan merasa puas atas kinerja Jokowi sebagai gubernur.

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menerima CSR Karcher. CSR itu akan membantu membersihkan Monas, Jakarta, Rabu (2/4/2014/).

Survei itu menempatkan Basuki sebagai tokoh terfavorit yang dipilih oleh 14,2 persen responden. Hatta berada di posisi kedua dengan 8,8 persen dan Sri di tempat ketiga dengan 5,8 persen.

"Bagi para ekonom, Ahok (Basuki) dianggap mengerti secara teori ekonomi dan politik. Berbeda dengan JK (Wakil Presiden RI 2004-2009 Jusuf Kalla), yang dianggap hanya seorang business man. Begitu juga Hatta Rajasa meski bukan latar belakang bisnis, tapi secara keilmuwan Menteri Perekonomian dianggap capable," kata Ketua Populi Center Nico Harjanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (3/4/2014).

Sementara itu, nama Sri Mulyani muncul dari pertanyaan terbuka kepada beberapa responden. Tokoh yang kini menjabat sebagai Managing Director of the World Bank Group itu mengalahkan tokoh senior di bidang ekonomi, yakni Agus Martowadjojo dan Darmin Nasution, yang masing-masing memperoleh satu persen suara responden.

"Meski hanya 5,8 persen, ternyata tokoh yang lama tidak berada di Indonesia ini (Sri) masih ada dalam ingatan dan pikiran kaum profesional Jakarta," ujar Nico.

Nico mengatakan bahwa nama Jokowi sangat kuat sebagai capres dalam survei ini karena responden menilai kinerjanya bagus dalam menangani masalah Ibu Kota. Bagi responden, kata Nico, isu kemacetan dan banjir tidak menjadi masalah besar dibanding isu korupsi.

"Bagi mereka, banjir dan macet hanya akibat dari korupsi. Mereka tidak setuju ketika dikatakan kesuksesan Jokowi hanya pencitraan saja," ujar Nico.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa (kiri) bersiap mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan pimpinan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (7/1/2014). Pertemuan tersebut diselenggarakan untuk membahas koordinasi antara BI dan OJK, terkait penyerahan wewenang pengawasan lembaga keuangan oleh OJK. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Meski demikian, Populi Center tidak menanyakan lebih lanjut tentang alasan para profesional menyatakan senang atau kecewa dengan pencapresan Jokowi. "Tidak sampai ke sana karena jawabannya akan subyektif sekali. Jadi hanya pertanyaan tertutup setuju atau tidak, senang atau tidak," katanya.

Survei tersebut dilaksanakan dari 27 Maret hingga 2 April 2014 pada responden yang berprofesi sebagai general manager, direktur, manajer, kepala bagian, hingga staf dari berbagai perusahaan. Dari laporan survei, 49 persen responden merasa senang dengan pencalonan Jokowi sebagai presiden. Masih ada 41 persen responden yang tidak senang terhadap mandat PDI Perjuangan untuk pencapresan mantan Wali Kota Surakarta tersebut. Terkait kinerja Jokowi, 80 persen responden mengaku prestasi Jokowi bagus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com