Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Citra, "Jual" Jokowi Tak Otomatis Positif bagi PDI-P

Kompas.com - 03/04/2014, 09:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai penetapan Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden PDI Perjuangan belum tentu berdampak positif terhadap elektabilitas PDI-P. Pasalnya, citra Jokowi dinilai jauh lebih positif dibanding PDI-P.

"Citra Jokowi jauh lebih positif dari PDI-P sehingga pemilih Jokowi belum otomatis adalah pemilih PDI-P. Wajar kemudian kalau muncul fenomena 'Jokowi Yes, PDI-P No'," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/4/2014).

Hendri menjelaskan, sosok Jokowi selama ini masih diidentikkan dengan sosok gubernur DKI  Jakarta yang sederhana dan sering turun ke lapangan untuk menyapa rakyatnya. Sementara, citra PDI-P masih diidentikkan dengan partai politik oposisi yang arogan.

"Misalnya, pernyataan Puan (Maharani) yang bilang kalau PDI-P tidak dapat 20 persen berarti dicurangi. Itu kan arogan sekali. Jauh dari sosok Jokowi yang humble dan sederhana," ujar dia.

Kondisi seperti ini, menurut Hendri, akan menyebabkan Jokowi kesulitan untuk meraih kursi RI 1. Pasalnya, agar Jokowi bisa didaftarkan sebagai capres, PDI-P mesti mendapat suara yang signifikan di pileg nanti.

Selama ini, kata Hendri, PDI-P selalu menjual sosok Jokowi dalam kampanyenya. Hendri meragukan cara berjualan itu akan efektif karena perbedaan citra antara Jokowi dan PDI-P.

"Harusnya citra Jokowi dan PDI-P harus disamakan terlebih dahulu, bentuk citra PDI-P seperti sosok Jokowi. PDI-P harus menginstrukikan kader dan calegnya untuk mempunyai cara komunikasi politik yang serupa dengan Jokowi," ujarnya.

Hal lain yang bisa dilakukan, menurut Hendri, adalah dengan menampilkan sosok Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Jokowi bersama-sama lagi. Dengan begitu, masyarakat bisa melihat kalau Jokowi adalah PDI-P dan PDI-P adalah Jokowi.

"Sejak penugasan Jokowi sebagai capres, Megawati belum terlihat bersama Jokowi lagi," ujarnya.

Sebelumnya, PDI-P memilih memisahkan sejumlah tokohnya dalam kampanye agar memperoleh banyak suara dalam pileg pada 9 April nanti. "Kita bagi-bagi, semata-mata hanya pertimbangan teknis. Akan ada titik di mana nanti Pak Jokowi dan Bu Mega akan berkampanye bareng," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Achmad Basarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com