Hasto mengatakan, praktik kecurangan diduga terjadi pada Pilkada Bali, mulai dari pengerahan intelijen hingga politik uang. PDI-P menuding kecurangan itu dilakukan partai penguasa untuk meraih kemenangan dengan berbagai cara.
Selain itu, kata Hasto, Mahkamah Konstitusi yang seharusnya menjadi benteng keadilan justru bersikap sebaliknya. Akil Mochtar, yang saat itu masih menjadi Ketua MK, mengeluarkan putusan yang dinilai bertentangan dengan konstitusi itu.
"Hal ini tentu saja harus dicegah. Bagaimanapun, Bali secara kesejarahan dan kultural merupakan basis utama PDI-P. Jadi, kami datang ke Bali untuk menggelorakan kembali api perjuangan banteng-banteng Bali," kata dia.
Sebelumnya, Mega juga hadir dalam kampanye terbuka PDI-P di Bali pada 22 Maret 2014. Pada kampanye Kamis (3/4/2014) ini, Megawati akan mengisi kampanye di GOR Desa Sangga Langit, Kecamatan Grokgak, Buleleng, mulai pukul 12.00 waktu setempat.
Sebelum memulai kampanye, Megawati dijadwalkan menjadi juri lomba memasak di Desa Busung Biu, sekaligus meresmikan posko pemenangan Jokowi (Joko Widodo) sebagai presiden, dan dilanjutkan dengan menabur benih ikan di Bendungan Grokgak, Buleleng.
"Memang PDI-P ingin berkampanye dengan cara sederhana saja. Mengangkat kesejarahan dan membuat panggung politik rakyat," ujar Hasto.